Sukses

Buruh Minta Premium Turun Jadi Rp 5.000 per Liter

Presiden KSPI Said Iqbal menilai harga BBM turun Rp 500 tidak berdampak signifikan bagi kaum buruh.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah mengumumkan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Solar sebesar Rp 500 per liter. Dengan penurunan sebesar itu, harga baru Premium menjadi Rp 6.450 per liter, sedangkan Solar menjadi Rp 5.150 per liter.

Namun penurunan tersebut belum membuat serikat pekerja puas. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meminta pemerintah menurunkan harga BBM lebih besar dari Rp 500. Lantaran penurunan sebesar itu dianggap tidak berdampak signifikan bagi masyarakat, terutama kaum buruh.

"Buruh menuntut pemerintah untuk menurunkan harga BBM menjadi Rp 5.000 untuk premium dan Rp 4.500 untuk solar. Ini agar penurunan yang signifikan ini dapat langsung terasa bagi masyarakat," ujar dia di Jakarta, Kamis (31/3/2016).

Selain itu, lanjut Said, penurunan harga BBM bisa dilakukan lebih besar lagi mengingat harga minyak dunia yang stabil pada kisaran US$ 40 per barel. Jika melihat hal tersebut, maka memungkinkan pemerintah untuk menurunkan harga BBM lebih dari Rp 500 per liter.

"Bukan sekadar menurunkan hanya Rp 500, di mana harga minyak dunia masih rendah di bawah US$ 40 per barel. Kalau turun hanya Rp 500 maka sungguh aneh harga Premium oktan 88 di Indonesia lebih mahal dibandingkan dengan harga BBM beroktan 92 atau 94 di Malaysia atau Amerika," jelas Said.

Selain itu, Said juga berharap pemerintah tidak membebani masyarakat dengan harga BBM yang tinggi. Padahal ada potensi penurunan harga BBM yang lebih besar sehingga mampu meringankan beban masyarakat.

"Jangan sampai juga buruh dan rakyat dibebani harga BBM yang masih mahal ini untuk menutupi kerugian Pertamina," ujar dia. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.