Sukses

Bos AP II: Keselamatan Penerbangan RI Selalu Diledek

Angkasa Pura II terus meningkatkan pelayanan kepada para penumpang, baik dari sisi fasilitas bandara sampai faktor keselamatan.

Liputan6.com, Jakarta - Insiden jatuhnya pesawat sampai tabrakan pesawat yang baru-baru ini terjadi semakin mencoreng citra penerbangan Indonesia. PT Angkasa Pura II (Persero) berusaha untuk membenahi berbagai sarana maupun prasarana yang menunjang keselamatan penerbangan di Tanah Air.

Direktur Utama Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi mengakui bahwa pihaknya terus meningkatkan pelayanan kepada para penumpang, baik dari sisi fasilitas bandara sampai faktor keselamatan penerbangan.

"Toilet di Bandara Soekarno Hatta tadinya juara ke 10, menjadi peringkat ke-1 dalam waktu 6 bulan. Untuk safety, kita selalu diledek, bahkan Amerika tidak bisa ke Indonesia karena safety kurang dengan nilai 65, kini naik jadi 95," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/4/2016).

Menurut Budi, kecelakaan tabrakan pesawat Batik Air dan TransNusa di Bandara Halim Perdanakusuma dapat memperparah citra Indonesia di mata dunia. Pasalnya diakui Budi, insiden tersebut murni karena kesalahan manusia atau human error.

"Pasti ya (mencoreng), karena itu memang human error. Itu terjadi di runway, di mana ada dua pesawat crash karena informasi dari ATC yang tidak clear. Nah kita harus keluar dari masalah ini," tegasnya.

Sebagai operator, kata Budi, sangat ketat dalam pelaksanaan operasional di bandara-bandara yang dikelola Angkasa Pura II, termasuk Bandara Halim Perdanakusuma. Ia selalu menerapkan reward dan punishment kepada pegawai yang melanggar aturan.

"Kita sangat memotivasi karyawan supaya bersemangat dalam menjalani pekerjaan sehingga menghindari human error. Kita sekolahkan petugas sampai ke luar negeri, kalau punya kemampuan lebih bisa saja pindah ke jalur manajerial. Tapi jika salah, kita beri punishment, bisa diberhentikan hingga pidana. Jadi ini akan memotivasi mereka untuk taat," tandas Budi. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini