Sukses

Kembangkan Bisnis, Peruri Incar Pasar Filipina hingga Nepal

Dalam rangka pengembangan bisnis, Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) telah mengincar sejumlah negara

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka pengembangan bisnis, Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) telah mengincar sejumlah negara yang akan dijadikan pasar. Negara yang menjadi incarannya yaitu Nepal.

Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis Peruri Atje Darjan mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan proposal untuk ikut tender pembuatan paspor dan pita cukai. Jika sukses, maka Peruri juga bisa melebarkan pasar ke negara sekitarnya.

"Kita siapkan tender paspor dan pita cukai di Nepal. Ini sangat dibutuhkan di Nepal. Ini juga potensi besar Bhutan. Agen kita sedang bicara supaya bisa mengarah ke sana," ujar dia di Jakarta, Kamis (7/4/2016).

 

Peruri juga tertarik untuk memproduksi pita cukai untuk Srilanka. Selama ini, perusahaan pelat merah tersebut telah dipercaya Srilanka dalam pembuatan paspor warga negaranya.

"Ke Srilanka, paspor sekian lama sudah kita buat. Maka kita ingin masuk ke pita cukainya. Ini sebagai bagian dari ekstensifikasi kehadiran kita di sana," lanjut dia.

Selain itu, Peruri juga tengah mengincar Papua Nugini sebagai pasar selanjutnya. Peruri ingin membuat uang koin, paspor dan perangko di negara yang berbatasan dengan Papua tersebut.

"Dengan Papua Nugini, kita pembicaraan kemungkinan soal koin, paspor dan perangko. Ini sedang mapping. Ikut tender terus," kata dia.

Dan yang paling serius akan digarap oleh Peruri yaitu pasar Filipina. Sebelumnya, BUMN ini telah berhasil memenangkan tender untuk mencetak perangko bagi negara tersebut. Selanjutnya, Peruri ingin memproduksi uang koin dan perangko. Hal ini mengingat masyarakat di negara tersebut lebih banyak menggunakan uang koin ketimbang uang kertas.

"Filipina kita masuk ke perangko, persaingannya nggak main-main. Juga ada kebutuhan percetakan koin. Pemanfaatannya (uang koin) di sana lebih banyak. Ingin akan berdiskusi dengan bank sentralnya," ungkap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.