Sukses

6 Cara ISIS Raup Lebih dari Rp 13 Triliun per Tahun

Kelompok radikal ISIS dikenal sebagai kelompk teroris terkaya di dunia. ISIS bisa menghasilkan pemasukan hingga lebih dari US$ 1 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok radikal ISIS dikenal sebagai kelompk teroris terkaya di dunia. ISIS bisa menghasilkan pemasukan hingga lebih dari US$ 1 miliar per tahun atau setara Rp 13 triliun per tahun.

Pendapatan itu didapat kelompok ini dari berbagai sumber. Dilansir dari Business Insider, Jumat (15/4/2016), berikut sumber penerimaan ISIS:

1. Pajak

Sumber pendapatan ISIS paling besar adalah dari pajak. ISIS diduga meraup US$ 900 juta per tahun dari pajak yang ditarik dari penduduk juga pengusaha di teritori mereka, menurut investigasi dari New York Times.

ISIS mengenakan pajak impor, pajak sewa untuk bisnis, denda pelanggaran hukum, biaya utilitas dan pajak penghasilan.

2. Minyak

Sumber pendapatan yang satu ini sudah tak mengherankan lagi. Mengingat ISIS berbasis di negara Irak dan Suriah yang notabene kaya akan minyak, kelompok ini pun kecipratan manfaat dari ini. ISIS telah mengambil alih lapangan minyak di Suriah dan Irak, dan mereka mengekspornya lewat Turki.

Investigasi yang dilakukan Financial Times ke operasi perdagangan minyak ISIS menemukan bahwa operasi yang dilakukan kelompok ini tak ubahnya perusahaan minyak yang mempekerjakan insinyur, trainer juga manager.

Kelompok ini juga dipercaya bisa meraup US$ 50 juta dalam sebulan dari perdagangan minyak ini, setara dengan US$ 600 juta per tahun.

3. Denda tebusan

Pemerintah Inggris melaporkan, pendapatan ISIS meningkat US$ 35 juta menjadi US$ 45 juta dalam kurun September 2013 ke September 2014, dari uang tebusan para sandera.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Donasi

4. Donasi

Organisasi radikal menikmati arus donasi dari banyak negara pendukung di seluruh dunia. Ini bisa jadi berasal dari komunitas kecil atau juga negara yang besar.

5. Menjual barang antik dan artefak

ISIS tidak banyak menghabiskan waktu dalam penjarahan warisan budaya Suriah dan Irak di mana mereka sudah ambil alih.

Penghancuran dari barang antik dan artefak ini menjadi sorotan, UNESCO memperingati ISIS bawha mereka menjarah barang antik dan artefak sudah masuk skala industri. Banyak dari peninggalan ini diduga berakhir di pasar London, menurut Guardian.

6. Penipuan bank

Salah satu cara kelompok ini mendapatkan pendanaan adalah dengan melakukan penipuan bank. Bahaya yang utama adalah orang dalam bank terlibat dalam kasus ini. Mereka mengakses rekening bank dan pinjaman.

Dana itu digunakan mereka untuk melakukan perjalanan ke Suriah dan bergabung dengan ISIS. (Zul/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.