Sukses

Kesepakatan Doha Gagal, Bursa Saham Asia Tertekan

Indeks saham MSCI Asia Pasifik merosot 0,6 persen di awal perdagangan saham.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham awal pekan ini seiring harga minyak mentah berjangka merosot setelah produsen utama minyak dunia gagal mengatasi pasokan global berlebih.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,6 persen di awal perdagangan saham. Indeks saham Jepang Topix menurun tiga persen.

Indeks saham Jepang Nikkei melemah 3,2 persen. Pelemahan bursa saham Jepang ini seiring investor menimbang dampak dari gempa bumi di bagian barat Jepang Kyushu. Indeks saham Australia susut 0,5 persen.

Harga minyak dunia mempengaruhi laju bursa saham Asia. Harga minyak Brent anjlok sekitar 5,2 persen menjadi US$ 40,86. Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) susut 5,5 persen menjadi US$ 38,15.

 

Sekitar 18 negara eksportir berkumpul di Doha, Qatar untuk mencoba menyetujui menstabilkan produksi minyak pada Januari-Oktober 2016. Kesepakatan pun tak tercapai setelah Arab Saudi menuntut Iran untuk bergabung menstabilkan harga minyak.

"Mengingat korelasi kuat antara harga minyak dan bursa saham. Tampaknya bursa saham Asia tidak memiliki awal yang baik pada pekan ini," ujar Angus Nicholson, Analis IG Ltd seperti dikutip dari laman Bloomberg, Senin (18/4/2016).

Ia menambahkan, harga komoditas merosot membuat bursa saham akan tertekan. Apalagi sektor saham bahan dan energi juga masih akan hadapi kendala sulit.

Di pasar uang, dolar Amerika Serikat (AS) naik 1,2 persen terhadap dolar Kanada. Dolar Australia susut 1,1 persen. Dolar AS terhadap yen berada di posisi 108,07. (Ahm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini