Sukses

Harga Minyak Tertekan di Awal Pekan

Harga minyak Brent turun 0,4 persen ke level US$ 42,91 per barel setelah tak ada kesepakatan di Doha.

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia merosot pada awal pekan ini setelah rencana produsen minyak utama gagal untuk membekukan produksi. Akan tetapi, pemogokan industri minyak Kuwait membantu pasar sehingga masih dapat membantu harga minyak.

Harga minyak Brent melemah 19 sen atau 0,4 persen ke level US$ 42,91 per barel. Harga minyak Brent sempat jatuh US$ 3 di awal sesi perdagangan. Selain itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melemah 58 sen atau 1,4 persen menjadi US$ 39,78 per barel.

Pemogokan yang terjadi di Kuwait melumpuhkan produksi minyak mentah lebih dari 60 persen. Ini memberikan dukungan untuk harga acuan Brent dan Dubai. Pasokan produksi minyak olahan dari negara tersebut pun diperketat dan ekspor pun menjadi lebih rendah.

Sentimen di Kuwait tersebut mengimbangi dari hasil pertemuan Doha gagal terwujud untuk menstabilkan pasokan minyak.

 

"Hilangnya bahan produksi dari Kuwait telah membantu pasar minyak dan melupakan hasil di Doha," ujar Matt Smith, Direktur Clipperdata seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (19/4/2016).

Sentimen Doha membebani pemulihan harga minyak yang terjadi baru-baru ini. Namun sejumlah analis menilai, penurunan harga minyak Brent tidak akan terlalu besar seperti awal tahun ini ketika harga minyak Brent sentuh level terendah dalam 12 tahun.

"Secara bertahap penurunan produksi OPEC dan non OPEC serta rencana pemeliharaan kilang minyak menunjukkan fundamental minyak meningkat," tulis analis Goldman Sachs dalam laporannya.

Selain itu, dolar AS melemah dan bursa saham global cenderung stabil sejak Februari juga mendukung harga minyak.

Konsultan Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch menuturkan pihaknya mengharapkan harga minyak AS atau WTI mampu dapat bertahan di level US$ 35.

Harga minyak acuan AS ini berada di posisi terendah pada awal pekan ini setelah data menunjukkan kalau persediaan minyak mentah di titik pengiriman Cushing Oklahoma AS hampir susut 860 ribu barel.

Namun, jajak pendapat Reuters menilai kalau stok minyak mentah di AS kemungkinan naik 2,1 juta barel pada pekan lalu. (Ahm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini