Sukses

Tax Amnesty Bisa Bikin RI Kalahkan Jepang dan Korea

Pemerintah tengah mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tax Amnesty ke DPR RI.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tax Amnesty atau lebih sering disebut pengampunan pajak ke DPR RI. Pemerintah berharap RUU itu bisa segera disetujui sehingga mendorong penerimaan negara. 

Direktur Jenderal Pajak Ken‎ Dwijugiastaedi mengungkapkan, dengan adanya UU Pengampunan Pajak ini akan menarik dana para konglomerat yang selama ini ditaruh di luar negeri. Banyak orang kaya menaruh dananya di luar negeri karena ingin menghindari pajak. Diperkirakan, ‎dengan adanya tax amnesty ini dana ratusan triliun akan masuk ke Indonesia.

Dengan dana ini, diharapkan bisa mendorong aktivitas ekonomi dalam negeri, sehingga mampu mengurangi sensitivitas Indonesia terhadap ekonomi global.


"Uang yang masuk akan banyak, kalau kita lihat Korea dan Jepang. Mereka 50 tahun lagi umurnya tua-tua, karena sekarang tidak ada anak kecilnya. Indonesia masih muda, mereka sudah zero growth.‎ Ini kesempatan bagi kita, SDM punya, SDA punya, ini kesempatan membangun negeri," papar Ken dalam Diskusi Publik di Gedung DPR RI, Rabu (20/4/2016).

Ken menambahkan, sebagai negara berkembang, Indonesia sebenarnya memiliki banyak orang-orang kaya. Hanya saja, mereka masih lebih memilih menyelamatkan aset mereka dari pajak ketimbang ditaruh di dalam negeri.

Maka dari itu, fungsi dari UU Pengampunan Pajak ini memiliki peran sentral terhadap masa depan bangsa. "Tax Amnesty tujuan utamanya menarik uang tak dipakai yang ada di luar negeri, untuk membangun negara ini. Kalau membangun negara ini bukan kita, siapa lagi, masak mau kasih Belanda lagi," kata Ken.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pajak dan manfaat dari tax amnesty itu sendiri, Ken meminta kepada para pejabat negara untuk turut melakukan sosialisasi. Seperti halnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono dan Menteri Pendidikan Dasar Anies Baswedan.

‎"Misalnya saat bangun tol, saya harap Pak Menteri PUPR ngomong jalan tol ini saya bangun dengan uang kalian. Wahai rakyat Indonesia sekolah SD sampai perguruan tinggi gratis misalnya, ini dibayai uang rakyat, ya yang harus ngomong menteri pendidikan," pungkas Ken. (Yas/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.