Sukses

Sadis, Demi Duit ISIS Jual Organ Tubuh Anggotanya

Organ tubuh tersebut kemudian dijual di pasar gelap demi mendapat uang yang mereka butuhkan.

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi perekonomian dunia yang melemah dan harga minyak yang rendah membuat kelompok radikal ISIS makin tersudut. Laporan yang dikeluarkan  media lokal bahkan menyebut bahwa demi mendapatkan uang, ISIS diduga membunuh anggotanya sendiri dan mengambil organ tubuhnya.

Organ tubuh tersebut kemudian dijual di pasar gelap demi mendapat uang yang mereka butuhkan.

Melansir laman Ibtimes, Jumat (22/4/2016), pendapatan kelompok radikal ini menurun 30 persen ke angka US$ 56 juta pada 2015. Untuk mengatasi permasalahan finansial tersebut, ISIS pun membunuh tentara yang terluka di Kota Mosul dan mengambil organ tubuhnya.

Beberapa media lokal di Timur Tengah dan Eropa menyebutkan, organ yang paling banyak dijual ISIS adalah hati dan ginjal.

“Dokter di sana diancam untuk mengeluarkan organ tubuh dari tentara ISIS yang terluka,” ungkap salah satu sumber di kota Mosul yang tidak ingin disebutkan namanya.

Tahun lalu, perwakilan Irak untuk PBB Mohamed Alhakim mengatakan, ISIS telah melancarkan perdagangan organ tubuh manusia untuk mendapat dana yang mereka butuhkan. Tentara ISIS bahkan tidak tega untuk mengeksekusi lebih dari 12 dokter yang tidak mau melakukan perintah tersebut.

Lebih lanjut ISIS juga dikabarkan, menargetkan serangan ke beberapa penjara dan rumah sakit di kota Mosul. Hal ini mereka lakukan untuk terus mencari donor organ dari tahanan dan orang yang sakit.

Keterangan dari rumah sakit setempat mengungkap bahwa telah menyaksikan 183 tentara yang diambil organ tubuhnya. Selain organ tubuh, ISIS juga dikabarkan mengambil darah untuk dijual ke pasar gelap.

Laporan dari biro analis IHS menyebutkan bahwa penurunan luas wilayah kekuasaan ISIS dapat memberikan dampak yang besar bagi kelompok radikal ini. IHS memperkirakan bahwa penduduk ISIS dapat menurun ke angka kurang dari 9 juta jiwa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

ISIS Kesulitan Cari Duit

Keberadaan kelompok radikal ISIS makin tersudut. Kondisi perekonomian dunia yang melemah ditambah harga minyak dunia yang menurun membuat kelompok radikal ini kesulitan untuk mendapat dana yang mereka butuhkan.

Melansir laman CNNMoney, pendapatan bulanan ISIS mengalami penurunan 30 persen di beberapa bulan terakhir.

Data yang dikeluarkan dari biro analisHIS juga mengungkap, kelompok radikal ini hanya mampu mengantongi pendapatan US$ 56 juta pada bulan Maret 2016. Angka ini jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 80 juta.

Beberapa analis menuturkan, ISIS juga terpaksa untuk memotong gaji tentaranya. Selain itu, kelompok ini juga harus mengurangi biaya kesehatan bagi para anggotanya.

Lebih lanjut, data IHS juga mengatakan wilayah kekuasaan ISIS telah berkurang 22 persen dalam 15 bulan terakhir. Dalam kurun waktu tersebut, penduduk yang hidup dalam bayang-bayang ISIS juga berkurang menjadi 6 juta jiwa.

ISIS mendapat dana yang mereka butuhkan dari pengumpulan pajak penduduknya. Jumlah pajak yang dikumpulkan ISIS juga berkurang 23 persen dalam beberapa bulan terakhir. Alhasil, kelompok radikal ini pun sedang mencari cara untuk mendapat dana yang mereka butuhkan.

Dalam kurun waktu belakangan, ISIS terus mendapatkan serangan berat dari berbagai tempat. Beberapa serangan tersebut berasal dari Suriah, Irak, militer pertahanan Kurdi Peshmerga dan Unit pertahanan Kurdi (YPG).

Kelompok-kelompok tersebut mendapat dukungan serangan udara dari koalisi pimpinan AS dan pasukan Rusia.(Vna/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini