Sukses

Harga Emas Naik karena Pelemahan Data Ekonomi AS

Harga emas berjangka untuk pengiriman Juni, merupakan kontrak yang paling aktif diperdagangkan, ditutup naik hampir 0,3 persen

Liputan6.com, New York - Harga emas mampu naik pada perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga emas adalah pelemahan data ekonomi Amerika Serikat (AS) sehingga membuat Bank Sentral AS (The Fed) berpikir ulang untuk menaikkan suku bunga.

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (27/4/2016), harga emas berjangka untuk pengiriman Juni, merupakan kontrak yang paling aktif diperdagangkan, ditutup naik hampir 0,3 persen menjadi US$ 1.243,40 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Harga emas memang terus menguat sepanjang tahun ini. Pada kuartal I 2016 kemarin, kenaikan harga emas mencetak kenaikan kuartalan terbaik dalam 30 tahun terakhir. Harga emas telah naik 17 persen sepanjang tahun ini.

Harga emas memang terus terdorong karena investor memburu instrumen investasi penyelamat atau save haven di saat kondisi ekonomi dunia sedang tidak menentu. Ekonomi AS yang semula diperkirakan bakal membaik di 2016 ini namun sampai saat ini belum menunjukkan harapan tersebut.

Pada perdagangan hari ini, harga emas naik setelah Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pesanan baru untuk barang-barang tahan lama naik 0,8 persen. Kenaikan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan hasil survei yang dilakukan oleh Wall Street Journal.

Dalam survei tersebut, sebagian besar analis dan juga ekonom memperkirakan bahwa pesanan baru untuk barang-barang tahan lama akan berada di angka 1,7 persen. Data yang lebih buruk dari perkiraan tersebut memberikan sinyal bahwa kemungkinan besar dalam pertemuan kali ini Bank Sentral AS akan menunda kenaikan suku bunga.

Selain itu, indeks kepercayaan konsumen yang dipublikasikan pada Selasa juga menunjukkan adanya penurunan ke 94,2 pada April dari 96,1 pada Maret. 

Pada perdagangan sehari sebelumnya, harga emas juga naik. "Harga logam untuk jangka pendek dipengaruhi valuasi dolar AS terhadap euro dan yen," kata Peter Hug, Direktur Kitco Metals .

Analis menilai sentimen pertemuan bank sentral akan mendongkrak harga emas dan mata uang pada pekan ini. Bank sentral Jepang dijadwalkan akan menyampaikan hasil pertemuan pada Kamis pekan ini. Demikian juga hasil pertemuan bank sentral AS. 

"Pelaku pasar mengharapkan kalau kebijakan bank sentral AS tetap. Keputusan bank sentral Jepang kemungkinan besar akan menggerakkan pasar ketimbang bank sentral AS," ujar Analis AvaTrade Naeem Aslam. (Gdn/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.