Sukses

Top 3: 7 Perilaku yang Bikin Utang Makin Menumpuk

Berikut tiga artikel terpopuler di kanal bisnis seperti dirangkum pada Selasa 3 Mei 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang mau punya banyak utang? Hampir setiap orang pasti berkata tidak. Utang terlunasi ibarat lepas dari jeruji.

Karena harus membayar utang setiap bulan, kamu tidak bisa menikmati gaji secara utuh. Jika utang lunas pastinya kamu bisa menabung lebih banyak bahkan bisa investasi.

Namun dari banyaknya utang yang harus dilunasi, tanpa sadar kamu malah membuat tumpukan utang semakin parah. Misalnya menunda membayar kartu kredit atau mengambil cicilan mobil padahal cicilan rumah belum lunas.

Artikel tujuh perilaku yang bikin utang makin menumpuk menyedot perhatian pembaca pada awal pekan ini. Tak hanya soal utang saja yang bikin penasaran pembaca, jumlah pekerja kena pemutusan hubungan kerja (PHK) juga menyita perhatian pembaca.

Ingin tahu artikel mana saja yang terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com? Berikut tiga artikel terpopulernya seperti dirangkum pada Selasa (3/5/2016):

1. 7 Perilaku yang Bikin Utang Makin Menumpuk

Karena harus membayar utang setiap bulan, kamu tidak bisa menikmati gaji secara utuh. Jika utangmu lunas pastinya kamu bisa menabung lebih banyak bahkan bisa investasi.

Namun dari banyaknya utang yang harus dilunasi, tanpa sadar kamu malah membuat tumpukan utang semakin parah. Misalnya menunda membayar kartu kredit atau mengambil cicilan mobil padahal cicilan rumah belum lunas.

Tak hanya itu saja, tindakan-tindakan berikut ini tanpa sadar membuat utang makin menumpuk. Selengkapnya baca di sini

2. 4.000 Pekerja Kena PHK hingga April 2016

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat sejak awal tahun ini hingga April 2016 terdapat 4.008 pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK)‎. Jumlah PHK terbesar terjadi pada Januari 2016 yang mencapai 1.414 pekerja.

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industri dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kementerian Ketenagakerjaan Haiyani Rumondang mengatakan, pemutusan hubungan tersebut angka PHK tersebut bukan muncul secara tiba-tiba.

Menurut dia, telah ada upaya sebelumnya yang telah ditempuh oleh pengusaha menghindari terjadinya PHK. Selengkapnya baca di sini

3. BPS: April 2016 Deflasi 0,45 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada April 2016 terjadi deflasi sebesar 0,45 persen. Kondisi ini berkebalikan dengan bulan sebelumnya atau pada Maret 2016 kemarin yang mencatatkan inflasi sebesar 0,19 persen.

Adapun tingkat inflasi untuk tahun kalender (Januari–April) 2016 tercatat sebesar 0,16 persen. Untuk tingkat inflasi dari tahun ke tahun (April 2016 terhadap April 2015) sebesar 3,60 persen. Sementara untuk komponen inti mengalami inflasi 0,15 persen, dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun 3,41 persen.

Kepala BPS Suryamin menjelaskan, dari 82 kota yang disurvei oleh BPS, terdapat 77 kota yang mengalami deflasi. "Sedangkan 5 kota mengalami inflasi," tutur dia di Kantornya, Jakarta, Senin 2 Mei 2016.

Deflasi tertinggi dialami oleh kota Sibolga dengan nilai 1,79 persen, sedangkan deflasi terendah dialami oleh kota Singaraja dengan nilai 0,06 persen. Untuk inflasi tertinggi dialami oleh Tarakan dengan nilai 0,45 persen. Selengkapnya baca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini