Sukses

Jumlah Pengangguran Terbanyak Ada di Provinsi Ini

Tingkat Pengangguran Terbuka pada Februari 2016 menurun 430 ribu orang dari 7,45 juta orang dengan TPT 5,81 persen pada Februari 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia mencapai 5,5 persen dengan jumlah 7,02 juta orang pada Februari 2016. Wilayah dengan tingkat pengangguran paling tinggi terdapat di Kepulauan Riau (Keppri) dan terendah di Bali.
 
Kepala BPS Suryamin mengungkapkan, Tingkat Pengangguran Terbuka pada Februari  menurun 430 ribu orang dari 7,45 juta orang dengan TPT 5,81 persen dari Februari 2015.  
 
"Dalam setahun terakhir, TPT turun dan jumlah pengangguran berkurang sebanyak 430 ribu orang," jelas dia saat Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2016 di kantor BPS, Jakarta, Rabu (4/5/2016).
 
Kata Suryamin, tingkat pengangguran berdasarkan sebaran provinsi, tertinggi di wilayah Keppri sebesar 9,03 persen. Sedangkan terendah 2,12 persen di provinsi Bali.
 

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Sairi Hasbullah mengatakan kondisi industri di Batam dan sekitarnya masih lesu sehingga belum mampu menyerap banyak tenaga kerja. Termasuk di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dan Maluku yang masing-masing mencatatkan tingkat pengangguran 7,82 persen dan 6,98 persen.
 
"Belum recovery industri di Batam dan sekitarnya. Sama seperti Sulut dan Maluku, sehingga perlu perjuangan keras. Tapi di Jawa Timur dan DKI sudah mulai recovery daya serapnya," terang Sairi.
 
Dilihat dari laju pertumbuhan menurut pulau atau wilayah, perekonomian tertinggi diraih Sulawesi dengan realisasi 7,52 persen di kuartal I 2016. Pulau Bali dan Nusa Tenggara di urutan kedua 7,09 persen, lalu disusul Jawa 5,13 persen, Pulau Sumatera 4,18 persen.
 
Sementara pertumbuhan ekonomi di Pulau Maluku dan Papua serta Kalimantan di kuartal I ini masing-masing 1,24 persen dan 1,08 persen.
 
"Di Maluku dan Papua, pertumbuhan ekonominya memang mengalami penurunan dari sebelumnya 2,03 persen. Juga dengan Kalimantan karena hasil sumber daya alamnya, paling besar minyak dan gas. Wilayah ini terdampak dari harga komoditas yang anjlok," kata dia. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.