Sukses

Jakarta Pernah Kehilangan 6 Pulau Buat Bangun Bandara Soetta

Eksploitasi pasir laut di Teluk Jakarta dan gugusan Kepulauan Seribu telah mengakibatkan 6 pulau tenggelam sejak periode 1913-1999.

Liputan6.com, Jakarta - Eksploitasi pasir laut di Teluk Jakarta dan gugusan Kepulauan Seribu telah mengakibatkan 6 pulau tenggelam sejak periode 1913-1999. Ironisnya, penambangan pasir itu diperuntukkan bagi pembangunan proyek reklamasi maupun infrastruktur, seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).

Peneliti Balitbang Kementerian Kelautan dan Perikanan, Aulia Riza Farhan mengatakan, Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu dikenal sebagai 'Sheltered Intra Archipelagic Seas' dan bagian dari 'Stable Geo Syncline' dengan pengaruh alam yang sangat minim.

Hanya saja, maraknya penambangan pasir untuk kebutuhan membangun pulau buatan dan proyek infrastruktur telah melenyapkan beberapa pulau dalam kurun waktu 86 tahun di Teluk Jakarta atau Kepulauan Seribu.



"Berdasarkan bukti dan pengamatan 1913-1999, sudah ada 6 pulau di Kepulauan Seribu yang hilang akibat penambangan pasir laut. Karena pasir disedot," ujar Aulia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Jumat (6/5/2016).

Adapun enam pulau yang tenggelam itu, antara lain, Pulau Rotterdam atau nama lainnya Pulau Ubi Besar, Pulau Schiedam atau Pulau Ubi Kecil, Pulau Enkhuizen atau Pulau Nyamuk Kecil, Pulau Leiden atau Pulau Nyamuk Besar, Pulau Dapoer atau Pulau Dapur, serta Pulau Haarlem atau Pulau Ayer Kecil.

"Pulau hilang akibat penambangan pasir untuk bangun Bandara Soetta," tegas Aulia.

Dia mengungkapkan, Indonesia khususnya DKI Jakarta pasti tidak berharap lagi akan mengulang sejarah kelam yang sama dengan kehilangan pulau-pulau cantiknya. Ancaman itu bisa kembali terjadi akibat eksploitasi pasir laut untuk proyek reklamasi 17 pulau seluas 5.113 hektare (ha) di Pantai Utara Jakarta.

"Apa kita mau kehilangan lagi pulau-pulau di Kepulauan Seribu karena reklamasi ini?," ucapnya.

Dijelaskan Aulia, hasil analisa satelit AIS, ada 6 lokasi penyedotan pasir oleh kapal pengangkut pasir untuk kebutuhan reklamasi 17 pulau, yakni Sebelah Utara Pulau Tunda, Banten; Sebelah Selatan Pulau Tunda; dan sekitar perairan Teluk Jakarta atau Kepulauan Seribu.

"Lokasi pengambilan pasir di Pulau Tunda, di bagian Utara dan Selatan (ada 3 lokasi). Kalau di Kepulauan Seribu, ngambil pasirnya di dekat Pulau Bidadari, Pulau Untung Jawa dan Pulau Rambut," ujarnya.

Diakui dia, kapal-kapal pengangkut pasir menyedot pasir dari dasar laut di dekat pulau-pulau tersebut. Menggunakan sambungan pipa-pipa besar, kapal itu dapat langsung mengambil dan menyalurkan pasir tersebut ke lokasi reklamasi apabila jaraknya dekat. Jika jauh, kapal akan mengangkutnya sambil bergerak, layaknya vacum cleaner.

"Jadi bisa dibayangkan kalau dalam 360 hari, mereka sedot pasir selama 250 hari dan ratusan ribu kubik, itu lama-lama pulau bisa amblas dan akhirnya hilang. Yang berpotensi tenggelam ada 4 pulau, Pulau Tunda, Pulau Bidadari, Pulau Rambut, dan Pulau Untung Jawa," tegas Aulia. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.