Sukses

Lalai, YLKI Minta Kemenhub Beri Sanksi ke Lion Air

YLKI meminta Kemenhub memberikan sanksi tegas kepada Lion Air terkait kesalahan prosedur penerbangan JT 161 rute Singapura-Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) ‎mendesak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan sanksi berat kepada manajemen Lion Air.

Sanksi tersebut sebagai konsekuensi pihak maskapai atas kasus kesalahan prosedur penumpang penerbangan JT 161 rute Singapura-Jakarta sehingga lolos dari pemeriksaan di Bandara Soekarno Hatta (Soetta).

Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan, pesawat Lion Air JT 161 dari Singapura terbang pada 10 Mei 2016, sekitar pukul 18.50 waktu setempat dan mendarat di Bandara Soetta pukul 19.35 WIB.

Pesawat ini mendarat di remote area Terminal 1, dan penumpang dibawa dan diturunkan di Terminal 1. Biasanya, sambungnya, pesawat internasional mendarat di landasan pacu 1, dan parkir di Terminal 2.

"Akibatnya beberapa penumpang internasional Lion Air nyaris keluar dari Terminal 1. Dengan kata lain, lolos dari pemeriksaan Imigrasi. Ini namanya maskapai Lion bikin ulah lagi," tegas Tulus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (15/5/2016).

Tulus menengarai, terjadi pelanggaran dari pilot Lion Air yang tidak tunduk pada aturan petugas Air Traffic Control (ATC), sehingga kasus kelalaian ini tidak boleh dibiarkan. Kemenhub dan pihak Imigrasi, serta pengelola Bandara Soetta PT Angkasa Pura II (Persero) untuk mengusut tuntas atau menginvestigasi kasus tersebut.

"Tidak cuma cukup teguran dari pihak Imigrasi dan permintaan maaf Lion. Kasus ini harus diinvestigasi. Seharusnya pilot Lion tunduk pada perintah petugas ATC, karena patut diduga kejadian ini karena pilot Lion membangkang perintah petugas ATC," ujar dia.

Pihak YLKI pun meminta Kemenhub memberikan sanksi tegas pada maskapai penerbangan Lion Air.

"Kasus ini tidak boleh dibiarkan, beri sanksi serius bagi yang melanggar. Pejabat Kemenhub jangan ciut nyalinya memberikan teguran dan sanksi. Hanya karena setelah pension ingin direkrut pejabat Lion. Ini tindakan tidak etis," tutur Tulus. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini