Sukses

‎Pertamina Bakal Punya Kilang Minyak Terbaik di Asia

Pengembangan kilang Cilacap merupakan bagian dari program refinary development master plan (RDMP) yang dimiliki Pertamina.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) terus melakukan efisiensi dan kualitas produksi minyaknya demi mendukung ketahanan energi nasional. Salah satu yang tengah dilakukan adalah dengan meningkatkan kapasitas beberapa kilang minyak yang sudah ada, seperti kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah. 

Kilang minyak di Cilacap ini merupakan hasil kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan perusahaan minyak asal Arab Saudi, Saudi Aramco. Kedua perusahaan berkomitmen untuk menjadikan kilang Cilacap sebagai kilang terbaik di Asia.

"Seperti yang disampaikan oleh Saudi Aramco di mana bertekat membuat kilang sebagai kilang terbaik di Asia," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di Kantornya, Senin (23/5/2016).

Demi mewujudkan keinginan itu, kedua perusahaan sepakat untuk‎ melakukan Basic Engineering Design (BED) dalam sembilan bulan ke depan. Untuk melakukan BED ini Pertamina dan Saudi Aramco sepakat menunjuk Amec Foster Wheeler Energy Limited.

Sementara di kesempatan yang sama Menteri BUMN Rini Soemarno mengaku proyek upgrading ini perlu dilakukan secepat-cepatnya. Kebutuhan minyak akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Dengan dukungan penuh dari Pemerintah, Rini meminta Pertamina untuk terus meningkatkan kualitas dan volume produksinya setiap tahun.

"Upgrading Cilacap ini secara kapasitas produksi ada kenaikan 10 persen, namun kompleksitas naik hampir 2 kali lipat, berarti efisiensi lebih tinggi dan produk yang bisa diproduksi oleh kilang di Cilacap nantinya lebih baik‎," tambah dia.

Pengembangan kilang Cilacap merupakan bagian dari program refinary development master plan (RDMP) yang dimiliki Pertamina. Pengembangan ini diperlukan untuk meningkatkan ketahanan energi Indonesia.

Pengembangan kilang minyak ini dilakukan dengan tujuan akhir kapasitas meningkat 10 persen menjadi 370 ribu barel per hari. Mengenai biaya proyek pengembangannya, diperkirakan akan membutuhkan dana US$4 miliar hingga US‎$ 5 miliar.

‎Proyek pengembangan ini juga akan meningkatkan kapasitas petrokimia yang diproduksi kilang, yaitu aromatic meningkat hingga lebih dari 600 KTPA dan polypropylene meningkat hingga 160 KTPA.

Kedua perusahaan menargetkan penyelesaian Front end Engineering Design (FEED) pada 2018, dan memulai fase EPC di 2019, sehingga proyek peningkatan kapasitas kilang Cilacap ini akan selesai 2022.‎

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini