Sukses

Di Negara Ini, Gula Mulai Jadi Barang Langka

Di tengah krisis kemanusiaan dan politik, gula menjadi barang langka di negara ini.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah krisis kemanusiaan dan politik, sejumlah perusahaan gula milik negara di Venezuela mulai mengumumkan kekurangan bahan utama produksi gula. Artinya, saat ini Venezuela mulai kehabisan gula dan bahan tersebut akan segera menjadi barang langka.

Melansir CNN, Selasa (24/5/2016), sebagai pengimpor gula, Venezuela kini kehabisan dana untuk mengimpor gula masuk ke negaranya. Bagaimana tidak, Venezuela bahkan kehabisan uang tunai lantaran harga minyak yang tahun lalu terus turun.

Coca-Cola FEMSA, produsen minuman bersoda terbesar dunia mulai mengembangkan bendera merah. Untuk memproduksi Coke di Venezuela, FEMSA memerlukan gula yang diproduksi Venezuelan Agricultural Corporation of Sugar, perusahaan milik pemerintah.

 



Pihak Coca-Cola FEMSA, yang sebagian dimiliki Coca-Cola mengatakan, akan menghentikan produksi Coke hingga kebutuhan cadangan gula di sana terpenuhi.

Tak hanya gula, Venezuela juga mulai kehabisan bahan-bahan pangan dasar seperti tepung, susu, dan dula. Bahkan beberapa kebutuhan alat medis juga mulai menyusut.

Sementara itu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menolak mengizinkan pengambilan suara apakah dia tetap memimpin atau tidak. Hal itu memicu protes keras di ibukota, Caracas. Pekan lalu dia menyebut dan menyalahkan pihak oposisi atas berbagai masalah yang timbul di negaranya.

Di tengah kelangkaan bahan pokok, pemerintah mulai melakukan pemadaman listrik secara bergilir selama empat jam dalam sehari di berbagai kota di Venezuela, termasuk di Caracas. Hal itu dilakukan demi menghemat penggunaan energi.

Demi menghemat listrik, Maduro pada April juga mengumumkan ketentuan kerja dua hari dalam seminggu. Dia bahkan memajukan waktu kerja agar para karyawan mendapatkan cahaya dari matahari dan tidak menggunakan listrik di jam kerja.

Semua itu terjadi lantaran kondisi ekonomi Venezuela yang terus melemah. IMF bahkan memprediksi inflasi akan meningkat hingga hampir 500 persen tahun ini dan 1.600 persen tahun depan.

Perekonomian ekonomi Venezuela kian tenggelam saat ini di mana mata uangnya semakin tak berharga. Banyak investor bertaruh negara tersebut akan tenggelam dalam hutang akhir tahun ini.

Belum lagi, Venezuela adalah tempat yang sulit untuk berbisnis. Belum lagi, Pepsi melaporkan denda US$ 1,4 miliar pada September tahun lalu untuk bisnisnya di sana. Perusahaan bir Polar Enterprises bahkan memecat 10 ribu pekerja di sana setelah didorong menunda produksinya di empat pabrik.(Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.