Sukses

Harga Minyak Naik ke US$ 48,62 per Barel

Harga minyak mulai beranjak naik setelah adanya penutupan beberapa sumur atau kilang di Amerika Serikat (AS).

Liputan6.com, New York - Harga minyak terus naik ke level baru pada 2016 ini. Kenaikan harga minyak terdorong adanya harapan terjadinya gangguan pasokan sehingga bisa mengurangi persediaan yang telah berlebih selama ini.

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (25/5/2016), minyak jenis Light Sweet untuk pengiriman Juli ditutup naik 54 sen atau 1,1 persen ke angka US$ 48,62 per barel di New York Mercantile Exchange. Level harga tersebut merupakan level tertinggi terhitung sejak Oktober 2015 lalu.

Sedangkan harga minyak Brent yang merupakan patokan harga dunia, naik 26 sen atau 0,5 persen ke angka US$ 48,61 per barel di ICE Futures Europe. Untuk pertamakalinya di tahun ini, patokan harga minyak Brent ini di bawah Patokan harga di AS.

Harga minyak telah melonjak 85 persen dari posisi terendah pada pertengahan Februari lalu. Penurunan harga minyak ini karena adanya pasokan yang berlebih di dunia. Penurunan harga minyak telah terjadi sejak pertengahan 2014 lalu.

Harga minyak mulai beranjak naik setelah adanya penutupan beberapa sumur atau kilang di Amerika Serikat (AS). Sedangkan sentimen global yang mempengaruhi kenaikan harga minyak adalah rencana pembekuan produksi dari beberapa negara produsen minyak terbesar di dunia.

Kenaikan harga minyak secara bertahap di tahun ini membuat Citigroup Inc membuat analisis baru untuk target harga minyak. Pada Selasa kemarin, perusahaan mengeluarkan riset bahwa harga minyak bisa berada di kisaran US$ 50 per barel pada kuartal III tahun ini.

Pada riset sebelumnya, Citigroup memperkirakan tidak akan ada kenaikan harga yang cukup signifikan pada harga minyak Bent hingga kuartal IV.

"Di Nigeria, Venezuela, Libya dan sejumlah negara lain, ancaman gangguan tampaknya bertambah dan tidak berkurang," jelas analis Citigroup dalam catatannya. "Harga minyak kemungkinan bisa melaju hingga US$ 60 per barel," lanjutnya.

Pada pekan kemarin, harga minyak terdorong naik karena adanya kebakaran di Kanada. Musibah tersebut mendorong harga minyak naik ke level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Harga minyak terus menerus mencapai rekor tertinggi sepanjang tahun ini sejak terjadinya kebakaran di Kanada tersebut.

Keadaan darurat telah diberlakukan di Provinsi Alberta, Kanada. Kebakaran besar memaksa sekitar 88 ribu warga Fort McMurray dievaluasi dari kota yang mereka tinggali. Api bergerak cepat sejak berkobar pada Minggu 1 Mei hingga saat ini. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.