Sukses

Menko Rizal Tak Ingin Produk Impor Masuk ke Danau Toba

Menko Rizal meminta pemerintah daerah melakukan spesialisasi produk supaya wilayah sekitar Danau Toba bisa memenuhi kebutuhannya.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menginginkan pengembangan pariwisata di Danau Toba Sumatera Utara diikuti pengembangan potensi lain di wilayah tersebut. Hal tersebut agar Danau Toba tidak dibanjiri produk-produk yang dipasok dari luar atau impor.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengaku tidak ingin pengembangan wisata di Danau Toba nantinya seperti Bali. Pariwisata di Bali tumbuh signifikan yang ditandai jumlah kunjungan wisatawan hingga menjamurnya jumlah hotel.

Namun, Rizal menyesalkan perkembangan wisata di Bali tidak disertai dengan optimalisasi daerah sehingga barang, makanan, sampai buah-buahan dipasok dari luar Bali.

"Saya mohon maaf, kami tidak ingin mengulangi sejarah Bali. Bali itu turisme maju, hotel maju, segala macam maju. Tetapi semua barangnya, makanannya, ‎buah-buahannya, minumnya impor dari luar Bali," kata Menko Rizal seperti dikutip di Jakarta, Kamis (26/5/2016).


Rizal mengatakan, pemerintah akan mengembangkan Danau Toba sebagai salah satu tempat wisata paling penting di Indonesia. Caranya pemerintah mengembangkan sarana infrastruktur untuk menunjang wilayah tersebut.

Sejalan dengan hal tersebut, Rizal meminta pemerintah daerah melakukan spesialisasi produk supaya wilayah sekitar Danau Toba bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.

"Sementara membangun infrastruktur fisiknya dua tahun ini, kami ingin bupati wilayah sekitar Danau Toba melakukan spesialisasi," tegas dia.

Dia mencontohkan, ‎ada salah satu kabupaten yang mengkhususkan diri pada produksi buah-buahan. Sementara di wilayah lain pada pangan lain seperti ayam, susu, kerajinan, dan sebagainya.

Rizal Ramli berjanji pemerintah pusat akan membantu pengembangan tersebut. Harapannya, masyarakat di sekitar Danau Toba juga turut menikmati hasil pengembangan pariwisata.

‎"Ada satu kabupaten khusus untuk (menghasilkan) ayam, atau susu produk apa. Satu kabupaten kerajinan dan sebagainya. Kita ingin daerah-daerah ikut menikmati, harus ada spesialisasi, jangan semua mau ini mau itu," tukas dia.(Amd/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini