Sukses

Industri Migas Tak Perlu Panik Hadapi Anjloknya Harga Minyak

Liputan6.com, Jakarta - Industri sektor minyak dan gas (migas) nasional dipandang mampu menghadapi tekanan penurunan harga minyak. Alasannya, Indonesia pernah mengalami tekanan yang lebih besar dibanding kondisi saat ini. 

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, pelaku industri hulu minyak dan gas bumi (migas)‎ di Indonesia tidak perlu panik menghadapi penurunan harga minyak dunia.

Saat harga minyak tinggi beberapa tahun lalu, pengusaha masuk dalam zona nyaman, sehingga dengan ‎adanya penurunan harga minyak membuat industri hulu migas goyang karena berkurangnya pendapatan.

"Kemarin kita masuk ke dalam comfort zone. Sehingga kita ditekan sedikit akan langsung merasa goyang. Hilangnya margin yang sangat besar membuat kita tertekan,"‎kata Sudirman, dalam Indonesia The Indonesian Petroleum (IPA) Convention & Exhibition ke-40, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (26/5/2016).

Sudirman merinci, ‎harga minyak dunia rata-rata US$ 49,4 per barel, anjlok 50 persen dalam 5 tahun terakhir karena kelebihan pasokan sebanyak 1,5 juta barel per hari (bph) dan kebutuhan mengalami penurunan 16 persen.

Sedangkan ‎situasi di Indonesia, harga minyak rata-rata US$ 49,7 per barel sedangkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 dipatok US$ 50 per barel.

Cadangan minyak 2015 sebesar 3,6 miliar barel, produksi minyak 2015 sebanyak 786 ribu bpH dan Produksi gas bumi selebar 1.100 juta barel setara minyak barel oil equivalent per day (boepd).

Konstribusi penerimaan migas terhadap total penerimaan negara tahun 2015 sebesar 10 persen. Penerimaan migas 77 persen dari target.

Investasi migas turun dari US$ 22 miliar pada 2014 menjadi US$18 miliar pada 2015.

Menurut Sudirman, meski kondisi migas sedang tertekan dalam forum bisnis di Singapura beberapa waktu lalu memandang Indonesia bisa melewati kondisi tersebut, karena Indonesia berpengalaman melewati masa-masa sulit.

Selain itu, Indonesia negara yang paling siap dalam sisi politik dan sosial. Karena itu dia mengimbau agar pelaku Industri hulu migas tidak perlu menghadapi penurunan harga minyak dunia. "Tidak perlu panik dan tidak perlu menangis karena kita pernah mengalami hal yang lebih sulit dari ini," tutup Sudirman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini