Sukses

Holcim Incar Pasar Bangladesh dan Sri Lanka

Setelah ekspor ke Australia, PT Holcim Indonesia Tbk kini mengincar pasar ekspor baru.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah ekspor ke Australia, PT Holcim Indonesia Tbk kini mengincar pasar ekspor baru. Setidaknya dua negara yang menjadi akan dituju, yaitu Bangladesh dan Sri Lanka. Ekspor ini diharapkan menjadi jalan keluar dari masalah over supply semen di dalam negeri.

Direktur Keuangan Holcim Indonesia Mark Schmidt mengatakan, selama ini Holcim telah mengekspor semen ke Australia dari pabrik yang berlokasi di Cilacap, Jawa Tengah. Namun dia enggan menyebutkan besaran volume ekspor semen per tahunnya.

"Kami memang melakukan ekspor dari pabrik Cilacap. Jadi kami gunakan fasilitas produksi regional.‎ Ekspor sudah ke Australia, dan ada rencana untuk ekspor ke Bangladesh dan Sri Lanka. Tapi kami tidak bisa sebutkan angkanya," ujar dia di Jakarta, Kamis (26/5/2016).

Sementara itu, Direktur Penjualan Holcim Indonesia Dion Sumedi mengatakan, saat ini penjualan semen di dalam negeri masih lesu sejak dua tahun lalu. Sedangkan langkah pemerintah yang menggenjot pembangunan infrastruktur belum berjalan maksimal pada tahun ini.

"Pasar dalam negeri pertumbuhannya tidak seperti yang diharapkan, akan sangat challenging. Karena realisasi dari proyek infrastruktur pemerintah, belum terealisasikan sepenuhnya di lapangan. ‎ Proyek-proyek itu masih dalam perencanaan atau dananya yang masih belumt turun. Dana desa juga belum keluar, program 1 juta rumah juga belum banyak terealisasi," kata dia.

‎Selain itu, Dion mengungkapkan persaingan pasar semen di dalam negeri juga semakin ketat. Hal ini lantaran tumbuh suburnya produsen semen di dalam negeri, sementara permintaannya tengah lesu.

Menurutnya, pada 2012 lalu, Indonesia hanya terdapat 9 pemain semen. Namun dalam 4 tahun membengkak menjadi 19 pemain. "Juga masih ada over capacity. Walaupun awal tahun ini dimulai dengan baik, tapi itu karena carry over (proyek) tahun lalu. Jadi penjualan akan tergantung dari realisasi proyek pemerintah, apakah nanti spending-nya akan lebih cepat, jadi susah memberikan kepastian. Mungkin sama seperti tahun lalu setelah lebaran baru akan terasa naik (penjualan)," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini