Sukses

‎Gubernur Sulsel: RI Telat Bangun Kereta Trans Sulawesi

Indonesia seharusnya mampu merealisasikan pembangunan jalur kereta api, termasuk Trans Sulawesi 20 tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu syarat menjadi negara maju adalah infrastruktur yang mendukung. Sayangnya, Indonesia agak terlambat membangun infrastruktur, terutama untuk daerah di luar Jawa. 

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Indonesia termasuk negara yang tertinggal dalam membangun infrastruktur kereta api. Padahal, jalur rel kereta api yang saling terkoneksi akan mendongkrak perekonomian nasional, seperti strategi Amerika Serikat (AS) ketika mulai membangun perekonomiannya.

"Kalau ada infrastruktur kereta api di seluruh wilayah Indonesia, pasti ekonomi kita meningkat. AS saja terbangun di awal dengan kereta api, dan kita terlambat untuk membangunnya." kata Limpo saat ditemui di kantor BKPM Pusat, Jakarta, Senin (30/5/2016).

Dirinya mengatakan, Indonesia seharusnya mampu merealisasikan pembangunan jalur kereta api, termasuk Trans Sulawesi Tahap I, rute Makassar sampai Pare-Pare sejak 20-30 tahun silam. Proyek tersebut rencananya beroperasi mulai 2018.

"Harusnya kita bangun keretaTrans Sulawesi sejak 20-30 tahun lalu. Lihat saja negara-negara Asia, perkembangannya lewat kereta api luar biasa. Kita tidak boleh tertinggal kayak begini terus," paparLimpo.

Limpo berharap, dengan proyek kereta api Makassar sampai Pare-pare akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan dengan realisasi di atas 7 persen-8 persen setiap tahun. Pasalnya tanpa pembangunan ini pun, ekonomi Sulses bertumbuh di atas 7 persen atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional dengan rata-rata 5 persen.

"Kita ingin ekonomi bergerak maju dengan kisaran pertumbuhan tetap di atas 7 persen-8 persen lewat kereta api Trans Sulawesi," harapnya.

Sebelumnya pada November 2015 lalu saat mengunjungi proyek Trans Sulawesi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa dirinya terus mendorong pembangunan infrastruktur, khususnya infrastruktur di bidang transportasi. "Kalau ada kereta api, transportasi laut ada, kita pastikan biaya transportasi, distribusi lebih rendah, biaya logistik lebih murah," ujar Presiden Jokowi.

Jokowi mengatakan konstruksi rel kereta api dari Makassar ke Pare-pare dan nantinya terhubung hingga ke Manado. Namun, untuk mencapai target tersebut dibutuhkan waktu dan proses yang memerlukan waktu cukup lama. "Memang saat ini baru mencapai 16 km sampai akhir tahun, tapi kita berharap tahun depan ke Parepare sekitar 145 km terealisasi. Tahun depan juga mulai dibangun dari Manado ke sini," ucap Presiden.

Presiden berharap pada tahun 2018 rel KA ini tersambung dan beroperasi. Bahkan, jalur KA ini akan tersambung dengan Makassar New Port dan bandara. "Ada integrasi udara, laut dan darat‎," ucap Presiden.

Selama pembangunan jalur KA ini, Presiden meminta kepada Direktur Jenderal Perkeretaapian menggunakan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitarnya. "Manajemen dan karyawan semua dari masyarakat daerah," ucapnya.

Selain memanfaatkan tenaga kerja dari masyarakat sekitar, Presiden menjelaskan bahwa semua gerbong dan lokomotif dibuat oleh pabrikan lokal. Diantaranya yaitu PT INKA yang membuat gerbang lokomotif dan bantalan rel yang diproduksi oleh PT Wijaya Karya. "Sedangkan Pengunci rel dari PT Pindad. Dan hanya rel yang terbuat dari Jepang. Kereta ini nanti, dapat melaju hingga 200 km per jam," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.