Sukses

Rupiah Menguat Tipis ke Level 13.600 per Dolar AS

Rupiah dibuka di level 13.630 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan kemarin yang ada di angka 13.640 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mampu menguat tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. Namun meskipun menguat, rupiah masih bertahan di kisaran 13.600 per dolar AS. Sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral AS masih membayangi gerak rupiah. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (31/5/2016), rupiah dibuka di level 13.630 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan kemarin yang ada di angka 13.640 per dolar AS. Sejak pagi hingga siang ini rupiah berada di kisaran 13.593 per dolar AS hingga 13.634 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.615 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.641 per dolar AS. 

Meskipun di kurs bloomberg dan patokan Jisdor BI nilai tukar rupiah menguat, namun penguatannya masih terbatas dan tetap berada di kisaran 13.600 per dolar AS. 

Dolar AS memang terus menguat terhadap beberapa mata uang di negara Asia dan negara berkembang. Akibat penguatan tersebut maka nilai tukar rupiah tertekan. Namun pada hari ini penguatan dolar AS sedikit tertahan karena pada hari sebelumnya telah mengalami penguatan yang cukup tinggi. Penguatan dolar AS terjadi sejak Bank Sentral AS atau the Fed memberikan sinyal untuk menaikkan suku bunga acuan.

"Dolar AS memang mendapat pijakan untuk terus menguat karena prospek kenaikan bunga the Fed," jelas ekonom Mizuho Bank Ltd, Vishnu Varathan. Ia melanjutkan, meskipun sudah cukup besar kenaikannya, pernyataan dari Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen masih memberikan tenaga kepada dolar AS untuk menguat.

Sedangkan ekonom PT Samuel Sekuritas rangga Cipta menjelaskan, kekuatan dolar AS masih terjaga. "Dolar AS masih bertahan di level tinggi walaupun tidak secara signifikan bertambah kuat," jelas dia. Harapan kenaikan suku bunga the Fed masih kuat dan belum ada katalis baru yang mempengaruhi nilai tukar.

Harga minyak masih fluktuatif dengan sentimen penguatan menjelang pertemuan OPEC di Viena pada Kamis minggu ini. Kesepakatan lanjutan untuk menahan produksi akan menjadi dorongan tambahan bagi harga minyak mentah untuk naik lebih lanjut. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini