Sukses

KEIN: Tekan Inflasi Lewat Stabilisasi Harga Pangan

Inflasi yang terjaga dapat menjadi pertimbangan bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan/BI Rate.

Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) optimistis dengan target inflasi 4 persen di akhir 2016. Cara paling ampuh adalah dengan mengendalikan gejolak harga pangan, termasuk di momen puasa dan Lebaran.

Wakil Ketua KEIN, Arif Budimanta mengungkapkan, melalui berbagai instrumen kebijakan, pemerintah berhasil menekan inflasi dengan pencapaian 3,35 persen di 2015. Sementara target pemerintah dalam APBN 2016 sebesar 4 persen.

"Inflasi terkendali karena kami konsen ke harga-harga pangan. Kami memberikan masukan ke Presiden untuk dilakukan kebijakan tepat, dan memuaskan di tingkat petani serta produsen," ujar dia saat konferensi pers di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, di Jakarta, Rabu (1/6/2016).

Inflasi yang terjaga, kata Arif, dapat menjadi pertimbangan bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan/BI Rate. Untuk kemudian, BI Rate yang rendah akan menjadi acuan bagi perbankan menurunkan suku bunga kredit sehingga mengurangi biaya input (cost of fund) dan akhirnya dapat mendorong sektor riil.


Dalam kesempatan sama, Sekretaris KEIN Putri K Wardani mengatakan, KEIN telah berkoordinasi dengan Dewan Pertimbangan Presiden, Menteri Perdagangan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, dan Bulog untuk mengantisipasi lonjakan harga pangan jelang puasa dan Lebaran.

"Salah satunya mengkalibrasi data, karena data pangan di Indonesia tidak sama sehingga kami menginginkan penciptaan data tunggal. Langkah ini bisa mencegah kenaikan harga, karena di negara Malaysia dan Arab kalau Lebaran tidak mengalami lonjakan harga," ujar Putri.

Adapun langkah kebijakan dalam upaya menurunkan inflasi, yakni :

1. Memperlancar pasokan komoditas bahan pokok melalui percepatan program penyediaan angkutan bahan pangan pokok dari sentra produksi ke konsumen

2. Meningkatkan dan memperluas efektivitas peran BULOG khususnya dalam menjaga harga beras dan harga pokok pangan lainnya

3. Mekanisme automatic adjustment untuk pemenuhan pasokan dalam negeri

4. Memitigasi risiko atas dampak rambatan terhadap komoditas lain, termasuk risiko kelangkaan melalui kebijakan impor untuk mengisi kekurangan supply

5. Mengupayakan penyelesaian permasalahan struktural jangka menengah-panjang, seperti kendala pasokan dan distribusi komoditi antar daerah, infrastruktur yang terbatas, struktur pasar dan mekanisme pembentukan harga, dan masih tingginya ekspektasi inflasi

6. Mengoptimalkan intervensi kebijakan fiskal dalam menjaga inflasi

- Menurunkan harga BBM beberapa kali sejak 2015

- Menurunkan harga gas untuk industri

- Memberikan insentif perpajakan (misalnya pembebasan PPN) untuk barang strategis khususnya bahan pokok termasuk untuk sapi bakalan dan sapi indukan

- Menurunkan biaya logistik dengan berbagai paket kebijakan

- Mengalokasikan dana untuk operasi pasar di saat harga beras sedang naik

- Tetap mengalokasikan subsidi pupuk guna menjaga produksi padi agar tetap tinggi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini