Sukses

Kembangkan Teknologi Nuklir, UI dan Batan Gandeng Rusia

Batan tengah mengembangkan reaktor riset keempat yang akan dibangun di Puspitek Serpong.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia yang diwakili oleh Universitas Indonesia (UI) dan Badan tenaga Nuklir Nasional (Batan) memperkuat kerja sama di bidang pengembangan teknologi nuklir dengan Rusia. Pengembangan teknologi nuklir ini untuk bidang pendidikan dan energi bahan bakar.

Dalam International Forum ATOMEXPO VIII 2016 di Moscow, Rosatom, BUMN Nuklir asal Rusia, menandatangani sejumlah kesepakatan kerja sama dengan UI dan Batan. Kesepakatan ini terkait dengan pembangunan reaktor riset di Puspitek Serpong serta pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan mengenai nuklir.

Untuk Batan, penandatanganan kerja sama dilakukan dengan Rosatom TVEL, anak perusahaan Rosatom yang bergerak di bidang pengadaan bahan bakar nuklir. Dalam kerja sama yang ditandatangani, kedua belah pihak menyepakati rincian rencana kerja (roadmap) terkait siklus bahan bakar nuklir.

Kerja sama ini bertujuan untuk melaksanakan hal-hal yang telah disepakati sebelumnya pada 14 Desember 2015, terutama untuk mendefinisikan langkah-langkah interaksi yang spesifik dalam pengiriman bahan bakar nuklir dari Rusia untuk reaktor riset di Indonesia.

Bambang Herutomo, Direktur Pengembangan Reaktor Serba Guna Batan, mengungkapkan Rosatom TVEL memiliki kompetensi dan pengalaman besar dalam bidang penelitian fabrikasi bahan bakar reaktor.

"Perangkat bahan bakar untuk reaktor riset yang dilakukan oleh TVEL digunakan di banyak pusat penelitian di seluruh dunia dan telah membuktikan kualitas yang tinggi," jelas dia, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (3/6/2016).

Batan memang tengah mengembangkan reaktor riset keempat yang akan dibangun di Puspitek Serpong. Tiga reaktor lainnya masing-masing didirikan di Puspitek Serpong, Yogyakarta, dan Bandung. Reaktor riset ini tidak komersil dan hanya digunakan untuk kepentingan internal Puspitek.

Sedangkan kerja sama dengan UI diwakili oleh Alexander Merten selaku Presiden Rusatom Internatonal Network (RIN), anak perusahaan Rosatom, dan Muhammad Anis selaku Rektor UI. 

Kedua belah pihak mengungkapkan komitmen mereka untuk membangun kerja sama antara Universitas Indonesia dan perguruan tinggi di Rusia, serta dengan institusi Penelitian, Pengembangan dan Edukasi milik Rosatom. 

Hal yang tak kalah penting dari bentuk kerjasama ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia atas pentingnya teknologi nuklir untuk tujuan damai dan potensi Indonesia atas pembangunan berkelanjutan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.