Sukses

Top 3: Cara Deteksi Takaran BBM di SPBU

Berikut 3 artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Kamis (9/6/2016) sore:

Liputan6.com, Jakarta - Munculnya kasus manipulasi takaran bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Umum (SPBU) Jakarta tentu saja membuat konsumen merasa was-was. Alasannya, takaran yang tak tepat tersebut membuat konsumen rugi karena BBM yang dibeli tak sesuai dengan uang dibayarkan.

Lantas, bagaimana memastikan jika BBM yang dibeli sesuai dengan takaran? Senior Sales Representatif Wilayah Jakarta Selatan PT Pertamina (Persero) Awan Raharjo mengatakan, ‎masyarakat yang merasa ragu dengan takaran BBM bisa meminta SPBU untuk melakukan pengukuran ulang. Dia mengatakan, konsumen bisa menuntut pengukuran ulang menggunakan bejana tera.

Artikel mengenai cara mendeteksi manipulasi takaran BBM di SPBU ini menjadi salah satu artikel yang banyak di baca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang juga menarik untuk disimak.

Lengkapnya, berikut 3 artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Kamis (9/6/2016) sore:

1. Ragu Pengisian BBM, Konsumen Dapat Deteksi dengan Cara Ini

Senior Sales Representatif Wilayah Jakarta Selatan PT Pertamina (Persero) Awan Raharjo mengatakan, ‎masyarakat yang merasa ragu dengan takaran BBM bisa meminta SPBU untuk melakukan pengukuran ulang. Dia mengatakan, konsumen bisa menuntut pengukuran ulang menggunakan bejana tera.

"Yang dilakukan oleh konsumen ialah meminta tera (pengukuran) di tempat SPBU. SPBU selalu dilengkapi bejana tera. Itu tera juga ditera Dinas Metrologi," kata dia dia di SPBU Veteran Jalan RC Veteran Jakarta Selatan, Kamis (9/6/2016).

‎Dia menerangkan, bejana tera merupakan alat pengukuran yang disediakan oleh masing-masing SPBU. Dia bilang, bejana tera memiliki tingkat toleransi pengukuran 0,5 persen untuk setiap kali pengisian BBM. Berita selengkapnya baca di sini.

2. Sukses Bikin Bisnis Mendunia, Pasangan Ini Malah Bercerai

Jodie Fox dan Michael sukses membangun bisnis bersama. Sebelumnya, mereka berdua adalah seorang suami istri asal Australia. Pada 2009, mereka berdua melancarkan sebuah bisnis di bidang fashion. Jodi dan Michael meluncurkan sebuah merek sepatu yang mereka beri nama Shoes of Prey.

Namun sayang, keharmonisan rumah tangga mereka ternyata tidak berlangsung lama. Melansir laman BBC, Kamis (9/6/2016), tiga tahun setelah membangun bisnis bersamanya, mereka memutuskan untuk berpisah. Namun walaupun rumah tangga mereka harus kandas, bisnis yang mereka jalani bersama tetap berjalan dengan baik. Berita selengkapnya baca di sini.

3. Pengurangan 1 Juta PNS Pertama Kali di Indonesia

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ‎menyatakan, kebijakan rasionalisasi atau pengurangan 1 juta Pegawai Negeri Sipil (PNS) baru pertama kalinya diterapkan di Indonesia. Sehingga perlu dicarikan skema rasionalisasi yang tepat dengan kriteria dan disesuaikan dengan kemampuan anggaran negara.

"Selama ini belum pernah ada rasionalisasi PNS," kata Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Askolani ‎saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (8/6/2016).

Menurutnya, kebijakan pensiun dini PNS yang sejak lama digembar gemborkan tak jua terealisasi karena berbagai hambatan. "Pensiun dini juga belum jalan. Waktu itu pernah mau dicoba pensiun dini PNS di Kemenkeu, zamannya Menkeu Pak Agus Martowardojo, tapi karena masih terbatas, jadi ditunda dulu," terang Askolani. Berita selengkapnya baca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.