Sukses

Boy Thohir: Jokowi Jalankan Proyek yang Telah Mandek 10 Tahun

Jokowi langsung menindaklanjuti segala masalah dari persoalan tanah sampai dengan regulasi yang menghadang pembangun PLTU Batang.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur PT Ad‎aro Energy Tbk (ADRO) Garibaldi Thohir mengakui kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sigap dalam mendorong pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah. Proyek yang telah diinisiasi sejak tahun 2006 tersebut bisa berjalan setelah setahun Jokowi menjadi presiden.

Sebagaimana diketahui, hari ini Jokowi meyaksikan langsung penandatangan financial closing (kesepakatan pendanaan) PLTU Batang dengan nilai investasi US$ 42 miliar atau setara Rp 52 triliun. Dengan itu, maka PLTU‎ tersebut bisa langsung dibangun.

"Jokowi bilang 6 bulan. Kami kaget. Tadi beliau bilang‎ ya maaf saya meleset 6 bulan ini setahun. Ini proyek inisiatif 2006 saya baru tahu. 10 tahun delay dari planning awal. Dan Pak Presiden 1 tahun execute termasuk kita diuber-uber tiap bulan dipanggil terus apa tidak sakit perut‎," kata dia di Pelataran Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (9/6/2016).

Sejak awal menjabat, Jokowi terus mendukung proyek PLTU Batang. Mulanya, pria yang disapa Boy Thohir ini kerap ditanya mengenai kendala pembangunan PLTU Batang.

"‎Dengan komitmen beliau, leadership, saya yakin. Saya alami yang Batang ini beliau dipilih dan dilantik Oktober 2014, sibuk pemilihan kabinet. Januari sudah dipanggil ini kenapa PLTU Jateng gini-gini," ujar dia.

Tak hanya mendengarkan kendala, Boy mengatakan Jokowi langsung menindaklanjuti segala masalah dari persoalan tanah sampai dengan regulasi yang menghadang pembangun PLTU Batang.

‎"Ini masalahnya Bupati kurang dukung, 'panggil bupatinya'. Sertifikasi butuh dukungan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) telpon depan saya, ada partner Jepang saya. Gini gini jadi action," tukas dia.

Sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan bahwa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang ‎akan segera terealisasi dengan dilakukannya penandatanganan pencairan uang untuk modal pembangunan proyek tersebut (financial close).

Jika tidak ada halangan, pe‎nyelesaian proyek PLTU Batang yang merupakan terbesar se-Asia Tenggara ini diperkirakan memakan waktu 36 bulan atau tiga tahun. ‎"Mudah-mudahan 36 bulan ke depan konstruksi bisa selesai," kata Sudirman, di Kantor Kordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (8/6/2016).

Proyek PLTU Batang 2x1.000 Megawatt (Mw) dengan nilai investasi sekitar US$ 4 miliar atau sekitar Rp 52 triliun mendapatkan kucuran dana dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan beberapa sindikasi perbankan komersial internasional kepada PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku Badan Usaha.

"Dengan tercapainya financial close ini, maka proyek PLTU ini dapat segera melanjutkan pembangunan untuk mencapat target penyelesaian," kata‎ Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.