Sukses

Akhiri Reli, Minyak Dunia Turun 56 Sen per Barel

Harga minyak turun pada Kamis setelah mengalami reli tiga hari berturut-turut dan menyentuh level tertinggi di 2016

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun pada Kamis setelah mengalami reli tiga hari berturut-turut dan menyentuh level tertinggi di 2016. Penurunan dipicu menguatnya dolar yang menyebabkan profit taking oleh investor.

Ancaman berlanjut oleh militan terhadap industri minyak Nigeria dan ketakutan akan keamanan yang bisa memukul pasokan di seluruh dunia, akan mengakibatkan kerugian pada minyak.

Harga minyak acuan dunia Brent turun 56 sen menjadi US$ 51,95 per barel setelah jatuh hingga hampir US$ 1 sebelumnya. Minyak ini menyentuh harga tertinggi di 2016 US$ 52,86 selama sesi perdagangan.

Minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) berjangka CLc1 jatuh 67 sen untuk menetap di US$ 50,56, setelah menjatuhkan US$ 1 pada sesi rendah. puncak intraday WTI adalah $ 51,67, tertinggi untuk tahun ini.

Profit-taking muncul setelah indeks dolar DXY naik hampir setengah persen, yang paling besar dalam tiga minggu. Pasar keuangan global gelisah yang mengirim investor terhadap mata uang safe haven. Dolar yang lebih kuat membuat minyak kurang menarik bagi pemegang euro dan mata uang lainnya.

"Sejauh ini tampak seperti koreksi teknis sederhana berikut tiga hari keuntungan, daripada pembalikan besar," kata Tim Evans, spesialis energi berjangka di Citi Futures di New York dilansir dari Reuters, Jumat (10/6/2018)

Minyak mentah berjangka telah hampir naik dua kali lipat sejak berada di level terendah 13-tahun US$ 27 untuk Brent dan US$ 26 untuk WTI pada kuartal pertama.

Beberapa analis mengantisipasi headwinds minyak dalam beberapa pekan mendatang karena pasokan Kanada kembali setelah kebakaran bulan lalu dalam minyak pasir wilayah Alberta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini