Liputan6.com, London - Harga emas rebound ke posisi tertinggi dalam tiga minggu dipicu investor yang kembali melirik logam mulia. Emas sering dianggap sebagai asuransi terhadap kondisi ekonomi dan kekhawatiran akan sektor keuangan.
Harga emas telah meningkat lebih dari 2 persen pada minggu ini setelah melemah akibat buruknya data payrolls dan ekspektasi kenaikan segera suku bunga Amerika Serikat (AS).
Melansir laman Wall Street Journal, Sabtu (11/6/2016), harga emas di pasar Spot naik US$ 1.277,70 per ounce, tertinggi sejak 18 Mei.
Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus ditutup naik 0,3 persen menjadi US$ 1.275,90 per ounce.
Advertisement
Harga Emas kemungkinan akan terus terdorong dalam dua minggu ke depan, menjelang referendum tentang keanggotaan Inggris di Uni Eropa yang berlangsung pada 23 Juni, menurut analis.
"Pasar tidak lagi khawatir bahwa Fed akan menaikkan suku bunga minggu depan dan investor lebih peduli tentang referendum UK, yang kemungkinan akan membantu meningkatkan permintaan untuk emas, " kata analis senior Danske Bank Jens Pedersen.
"Jika Fed menahan dari kenaikan tarif pada bulan Juni dan Juli dan tidak memberikan bimbingan yang tepat, maka ini juga akan mendukung emas, karena dolar akan melemah," kata analis Commerzbank Daniel Briesemann.
Harga emas rebound meskipun dolar menguat, saham global turun, dan imbal hasil 10 tahun di Jerman, Jepang dan Inggris semua turun ke rekor terendah.
Sementara logam mulia lainnya, platinum turun 0,7 persen menjadi US$ 991,40 dan paladium turun 2,8 persen di posisi US$ 542,50. (Nrm/Ndw)