Sukses

Wall Street Melemah Terkena Imbas Sektor Saham Teknologi

Microsoft akan akuisisi Linkedln senilai US$ 26,2 miliar, dan mendorong saham Microsoft turun 2,6 persen.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan saham awal pekan ini. Saham Apple dan Microsoft bebani bursa saham. Ditambah pelaku pasar hadapi sejumlah data ekonomi dan kegiatan politik di AS dan Eropa.
 
 Pada penutupan perdagangan saham Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 132,86 poin atau 0,74 persen menjadi 17.732,48. Indeks saham S&P 500 susut 17,01 poin atau 0,81 persen ke level 2.079,06. Indeks saham Nasdaq tergelincir 46,11 poin atau 0,94 persen ke level 4.848,44.
 
Seluruh 10 sektor saham tertekan dengan sektor saham material dan teknologi bebani bursa saham.

Bursa saham Amerika Serikat melemah setelah pengumuman rencana aksi korporasi perusahaan. Saham Microsoft turun 2,6 persen setelah mengumumkan akan membeli Linkedln senilai US$ 26,2 miliar, dan kesepakatan itu terbesar di sektor saham teknologi. Saham Linkedln pun naik 46,6 persen.
 
Selain itu, saham Apple susut 1,5 persen. Saham Facebook pun menambah beban sektor saham teknologi. Saham Facebook melemah 2,3 persen setelah Citron Research memberikan rekomendasi saham Facebook.
 

Pelaku pasar menghadapi pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserves/the Fed pada Selasa dan Rabu pekan ini. Pelaku pasar memprediksi bank sentral AS belum akan menaikkan pada bulan ini. Mereka pun akan mencari petunjuk kapan bank sentral AS menaikkan suku bunga.
 
Adapun rilis data ekonomi AS yaitu data ritel penjualan diumumkan pada Selasa pekan ini. Sebelumnya data tenaga kerja AS lemah telah meningkatkan kecemasan dan menimbulkan pertanyaan seberapa kuat ekonomi AS dan besaran kenaikan suku bunga the Fed.
 
"Saya pikir pasar gugup menghadapi suku bunga tinggi, dan khawatir terhadap ekonomi AS belum terlalu pulih," ujar Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (14/6/2016).
 
Investor juga fokus terhadap pemungutan suara di Inggris pada 23 Juni 2016. Referendum tersebut akan melihat apakah Inggris tetap jadi anggota Uni Eropa, atau tidak.
 
"Tidak ada kejelasan, dan sejauh mana hasilnya akan kelihatan. Ketidakpastian di sana akan sedikit berpengaruh ke pasar," ujar Bucky Hellwig, Senior Vice President BB&T Wealth Management.
 
Volume perdagangan saham hampir mendekati 6,7 miliar saham. Angka ini di bawah rata-rata harian volume perdagangan saham sekitar 6,75 miliar saham. (Ahm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini