Sukses

Caplok Linkedln, Microsoft Rogoh Kocek Rp 348 Triliun

Saham Linkedln naik 47 persen seiring rencana Microsoft akan membeli Linkedln senilai US$ 26,2 miliar atau sekitar Rp 348,40 triliun.

Liputan6.com, New York - Microsoft Corp akan membeli Linkedln Corp senilai US$ 26,2 miliar atau sekitar Rp 348,40 triliun (asumsi kurs Rp 13.297 per dolar Amerika Serikat).

Rencana pembelian tersebut merupakan aksi korporasi terbesar di sektor teknologi. Rencana akuisisi tersebut mendorong saham Linkedln naik sedangkan Microsoft menurun di awal pekan ini.

Pada perdagangan saham Senin (Selasa pagi WIB), saham Linkedln melonjak 47 persen menjadi US$ 192,21 waktu New York. Kenaikan saham Linkedln terbesar sejak 2011. Saham Linkedln telah merosot 42 persen sepanjang tahun ini seiring investor mulai meragukan prospek perseroan ke depan.

Sedangkan saham Microsoft turun 2,6 persen menjadi US$ 50,14 di awall pekan ini. Saham Twitter pun ikut melonjak seiring spekulasi kalau Twitter akan menjadi target akuisisi selanjutnya. Saham Twitter naik 3,8 persen menjadi US$ 14,55.

Pembelian saham Linkedln itu merepresentasikan pembelian sekitar US$ 196 per saham. Harga saham tersebut cukup premium dengan kenaikan hampir 50 persen dari nilai pasar saham Linkedln pada penutupan perdagangan saham Jumat pekan lalu. Akan tetapi, angkanya masih di bawah saham sosial media yang tertinggi di kisaran US$ 270.

Pembelian saham Linkedln tersebut dinilai langkah berani yang dilakukan CEO Microsoft Satya Nadella yang berusaha membuat perusahaan perangkat lunak itu untuk terus memimpin dalam generasi komputasi.

Dengan menghubungkan software Microsoft Word dan PowerPoint dengan jaringan Linkedln sekitar 433 juta profesional menjadikan kombinasi yang dapat menambah penjualan, pemasaran dan layanan perekrutan sebagai produk bisnis inti. Hal ini berpotensi menantang pesaing software cloud seperti Salesforce.com.Inc ke depannya.

"Linkedln dan Microsoft berbagi misi menolong orang untuk bekerja lebih efisien. Tidak ada jalan lebih baik untuk mewujudkan misi itu dari pada untuk menghubungkan para profesional di dunia," tutur CEO Microsoft Satya Nadella, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (14/6/2016).

Sementara itu, Chief Financial Officer (CFO) Microsoft Amy Hood menuturkan pembelian saham Linkedln itu akan dibiayai oleh utang. Ini juga sebagai cara untuk mengurangi tagihan pajak. Perseroan memiliki dana sekitar US$ 105 miliar dalam bentuk tunai dan aset likuid lainnya.

Microsoft juga menyatakan CEO Linkedln Jeff Weiner akan tetap berada di posisinya di perseroan. Microsoft pun akan mengoperasikan Linkedln sebagai unit terpisah, dan tetap mempertahankan namanya.

Meski demikian, kesepakatan tersebut akan membutuhkan persetujuan dari regulator Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Kanada dan Brazil. Dalam proses pembelian saham ini, Microsoft dibantu oleh Morgan Stanley. Sedangkan penasihat keuangan Linkedln oleh Allen and Company LLC and Qatalist Partners.

Rencana aksi korporasi perusahaan teknologi ini dinilai memberikan optimistis dari salah satu mega merger korporasi yang dapat berhasil.  "Ini sebuah pertumbuhan besar untuk Microsoft," ujar Analis Forrester Ted Schadler.

Analis Morningstar Rodney Nelson menilai pembelian saham Linkedln oleh Microsoft ini dapat memberikan layanan dan produk baru yang sangat berguna bagi pekerja dan peran sumber daya manusia (SDM) ke depan.

Sedangkan Manajer Portofolio Madrona Ventures Matt Mcllwain menuturkan kalau Microsoft membeli Linkedln sebagai kesempatan untuk memanfaatkan kemampuan masing-masing dan menggabungkan sehingga menghasilkan sesuatu yang kuat dan saling melengkapi.

"Masa depan produktivitas di sekitar orang-orang, identitas, data dan hubungan di antara mereka," ujar Mcllwain.

Di sisi lain ada juga analis yang pesimistis terhadap dampak pembelian saham Linkedln oleh Microsoft tersebut. Scott Kessler, analis S&P Global Capital menuturkan transaksi besar itu juga masih membutuhkan pekerjaan yang harus banyak dilakukan.

Microsoft akan menggunakan Linkedln sebagai database informasi para profesional dan saluran distribusi untuk sistem perangkat lunak. Sedangkan Linkedln mendapatkan keuntungan tambahan pembiayaan dan akses ke jutaan orang sehingga berpotensi menggabungkan jaringan.

Microsoft mencatat kalau kesepakatan tersebut akan membantu kenaikan pelanggan baru yang besar. Total potensi produktivitas pasar Microsoft mencapai US$ 315 miliar, atau naik dari sebelumnya US$ 200 miliar tanpa Linkedln.

Tak hanya itu, bagi Microsoft, kesepakatan Linkedln ini menjadi kesempatan untuk membalikkan track record buruk dari akuisisi termasuk membayar US$ 9,4 miliar dari produsen HP Nokia pada 2014, dan jaringan bisnis Yammer sekitar US$ 1,2 miliar pada 2012. Selain itu, Skype senilai US$ 8,5 miliar. (Ahm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini