Sukses

‎Satelit Meluncur, Ini Strategi Bisnis Bank BRI

Hampir sepekan sudah satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk alias BRIsat mengudara.

Liputan6.com, Jakarta Hampir sepekan sudah satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk alias BRIsat mengudara. Sejak diluncurkan‎ pada 18 Juni lalu, satelit bank pertama di dunia ini diharapkan dapat memberikan layanan dan meningkatkan efisiensi bisnis perseroan. Apa rencana perbankan pelat merah tersebut paska peluncuran BRIsat?

‎Direktur Utama Bank BRI, Asmawi Syam mengungkapkan, ‎perjalanan satelit untuk sampai ke orbit membutuhkan waktu 10 hari. Setelah sudah berada di orbit, tahapan selanjutnya handover atau penyerahan pengendalian satelit ke konsumen (BRI) sehingga satelit diperkirakan baru akan berfungsi penuh pada Agustus ini.

"Satelit BRI akan berfungsi mulai Agustus. Sekarang ini kan masih menuju orbit sampai 10 hari. Setelahnya kita akan melakukan handover, jadi memindahkan data kira-kira butuh waktu dua bulan‎," ujar dia di Jakarta, seperti ditulis Jumat (24/6/2016).

Saat satelit BRI siap difungsikan, Asmawi bilang, pertama kalinya yang akan dilakukan perseroan adalah mengembangkan layanan perbankan secara digital atau digital banking. Semua yang berhubungan dengan pelayanan bank, seperti transfer uang, pinjaman kredit, dan lainnya akan berbasis pada digital, teknologi informasi (IT) seperti ponsel.

"Nanti kita akan buka digital pasar, teras pasar. Jadi pasar-pasar ini kita online-kan semua. Orang tidak perlu datang ke pasar, semua bisa diakses via ponsel. Misalnya di pasar Beringharjo, Yogyakarta, ada yang menjual apa, harganya berapa, bisa menggunakan aplikasi yang dikembangkan BRI. Jadi mirip belanja online, tapi tidak bisa belanja di situ, hanya menyediakan informasi saja dan deal‎," jelasnya.

Dia mengaku, program teras pasar atau digital pasar akan diujicoba di pasar daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Peresmiannya sendiri direncanakan mulai Agustus mendatang‎. "Kalau berhasil, ini akan menjadi benchmark yang lebih mudah diterapkan ke depannya," sambung Asmawi.

Mengembangkan digital banking, kata dia, bukan perkara mudah di Indonesia. Perlu satu tahapan di mana perseroan harus mengedukasi masyarakat untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang layanan tersebut. Dengan demikian, harapan Asmawi, layanan perbankan secara digital dapat menjangkau masyarakat yang tidak hanya melek teknologi, tapi juga yang masih awam dengan IT.

"Kalau Anda ke bank, orang yang ngerti IT dan yang tidak bisa sama-sama puas kan dilayani customer service. Nah dengan ‎digital banking, kita juga mau seperti itu. Perlu edukasi, customer experience, sehingga keberadaan satelit ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas layanan yang lebih cepat, akurat," terang Asmawi.

Dia menegaskan, bahwa satelit BRI tidak akan disewakan untuk perusahaan manapun. Itu artinya, perseroan akan menggunakannya sendiri untuk makin ekspansif terhadap pelayanan perbankan.

"Tidak boleh disewain, kita gunakan sendiri. Wong kita butuh transponder (kapasitas) lebih besar, karena kita mau lebih masif walaupun sebenarnya bisa saja gunakan fasilitas (satelit) punya Telkom," tandas Asmawi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.