Sukses

Ini Penyebab Harga Daging Sulit Turun Versi Menteri Perdagangan

Penyebab sulit turunnya harga daging di pasaran karena pemerintah terlambat melakukan pengadaan daging sapi.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menggelar operasi pasar dalam beberapa pekan terakhir. Sayangnya, operasi pasar tersebut belum bisa mendorong harga daging sapi turun ke level yang diinginkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Penyebab utama sulit turunnya harga daging ini karena keterlambatan pengadaan pasokan. dan faktor distribusi yang tidak efisien. 

Menteri Perdagangan Thomas Lembong menjelaskan, harga daging sapi, terutama daging segar masih berada di kisaran Rp 95 ribu per kilo gram. Meskipun sudah turun dari harga sebelumnya yang ada di kisaran Rp 120 ribu per kg, namun belum mencapai angka yang diminta oleh Presiden Jokowi. 

Kementerian Perdagangan bersama dengan beberapa kementerian lain sebenarnya telah menggelontorkan puluhan ton daging sapi ke pasaran. Namun cara tersebut ternyata belum ampuh untuk mendorong harga daging sapi ke angka Rp 80 ribu per kg. 

"Harga daging belum mencapai target Rp 80 ribu per kg secara merata. Kami sudah menggelontorkan puluhan ton daging sapi ke banyak titik distribusi dengan Rp 80 ribu per kg," kata dia saat berkunjung ke Redaksi Liputan6 Senayan,Jakarta, Senin (28/6/2016).

Thomas menduga, penyebab sulit turunnya harga daging sapi di pasaran karena pemerintah terlambat melakukan pengadaan daging sapi. Dengan pengadaan yang terlambat tersebut menyebabkan distribusi ke daerah juga terhambat. 

Keterlambatan pengadaan ini menjadi pembelajaran pemerintah ke depan. Pemerintah harus dengan cermat melihat potensi kebutuhan daging di masyarakat dan kemudian mengantisipasi dengan melakukan pengadaan yang tepat waktu. 

Thomas mengatakan, sebenarnya Presiden Jokowi telah memberi instruksi untuk memperbanyak pasokan sejak akhir tahun lalu. "‎Khusus kondisi saat ini memang harus diakui kami agak telat melaksanakan perintah Presiden, yang sudah diperintahkan akhir tahun lalu," kata dia.

Selain itu, dia mengatakan tingginya harga daging sapi karena sistem rantai pasok yang tidak efisien. Dia mengatakan, rantai pasok daging saat ini mengandalkan daging segar sehingga tidak bertahan lama. "Indonesia sangat cenderung konsumsi daging segar, ayam ataupun sapi," imbuh dia.

Meski begitu, Thomas mengatakan pemerintah telah berupaya menekan harga daging sapi di pasaran. Operasi pasar dengan daging beku menjadi alternatif masyarakat untuk pemenuhan daging murah.

"‎Ada daging yang terjangkau, tapi tentunya belum mencapai harga rata-rata segitu (Rp 80 ribu per kg) seluruh golongan daging," tutup dia.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.