Sukses

Enak Mana, Jadi Kutu Loncat atau Setia pada Perusahaan?

Kenaikan gaji yang kecil, membuat banyak karyawan kemudian aktif mencari peluang di luaran demi mengejar rupiah yang lebih baik.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang ingin tahu berapa kira-kira besaran gaji yang akan diterima jika bertahan di satu perusahaan dalam jangka waktu lima tahun.

Dengan tingkat inflasi Indonesia berada di kisaran 7 persen sampai 9 persen misalnya, maka kenaikan gaji tahunan — yang sering disebut ‘adjustment’ — akan mengacu pada persentase tersebut.

Jadi, kalau gaji kita misal Rp 5.000.000, dan kita ambil persentasi median di 8%, maka dalam lima tahun, gaji kita kira-kira akan berada di kisaran Rp 6.800.000.

Mungkin banyak yang berpikir, kok kecil ya? Maka banyak karyawan kemudian aktif mencari peluang di luaran demi mengejar rupiah yang lebih baik.

 Jadi sebaiknya bagaimana? Apakah kita harus menjadi “kutu loncat” untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi?

Definisi “kutu loncat” bagi saya adalah seorang profesional yang rajin berpindah-pindah perusahaan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Pernah saya mewawancarai seseorang dengan pengalaman berkarir 15 tahun di 20 perusahaan.

Awal berkarir saya pun, saya memiliki kecenderungan menjadi “kutu loncat.” Berkarir di bank hanya dua tahun, lalu pindah ke perusahaan rokok, belum sampai setahun sudah pindah ke industri keuangan.

Tidak sampai enam bulan, pindah lagi ke telekomunikasi. Agak lama di situ, sekitar tiga tahunan, saya pindah lagi ke industri kecantikan selama tiga tahun. Setelah itu, lumayan lama (lima tahun) di BMW Indonesia.

Setelah saya analisa, ternyata gaji saya setelah berpindah-pindah itu lebih kecil dari teman saya yang stay di perusahaan saya yang pertama, yaitu di bank. Beliau rupanya berkali-kali mendapatkan promosi yang mendongkrak gajinya secara signifikan.

Pindah tempat berkarir memang biasanya bisa mendongkrak gaji juga — kisarannya di 30 persen. Namun, ada juga yang mendapatkan kenaikan gaji hingga 100 persen, tergantung skill dan expertise si kandidat.

Jika ada pertanyaan, “Lebih baik rajin pindah berkarir atau stay di tempat yang sama?” Jawaban saya: pertimbangkan masak-masak.

Memang, dengan berpindah karir (bukan dalam waktu yang singkat tentunya), ternyata menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman saya, yang saya yakin tidak akan saya dapatkan kalau stay di tempat yang sama. Tapi terlalu sering berpindah juga kurang bijaksana, apalagi sampai 20 perusahaan dalam 15 tahun.

Bagaimana menurut Anda?

Untuk tahu apakah gaji Anda sudah sesuai dengan standar gaji yang berlaku di pasaran, dengan melihat industri, posisi dan lamanya Anda berkarir, cek gaji Anda di sini dengan fitur terbaru Salary Benchmark persembahan Karir.com.

Penulis

Dino Martin

CEO Karir.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.