Sukses

Ini Penyumbang Angka Inflasi pada Juni 2016

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Juni 2016 tercatat 0,66 persen dengan inflasi secara tahunan 3,45 persen. Penyumbang inflasi paling besar dari bahan makanan dan kenaikan tarif angkutan.

Kepala BPS Suryamin saat konferensi pers Inflasi Juni, mengungkapkan, inflasi Juni 2016 yang sebesar 0,66 persen tergolong moderat, stabil dan terkontrol sejak Juni 2010. Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), semuanya mengalami inflasi, tertinggi di Pangkal Pinang 2,14 persen dan terendah di Padang 0,10 persen.

"Inflasi 0,66 persen ini kalau dibanding Juni 2010 termasuk moderat dan terkontrol. Karena pada Juni 2010, inflasi 0,97 persen, lalu 0,55 persen di 2011, pada 2012 sebesar 0,62 persen, Juni 2013 sebesar 1,03 persen, sedangkan 2014 dan 2015 masing-masing 0,43 persen dan 0,54 persen," terang dia di kantornya, Jakarta, Jumat (1/7/2016).

Inflasi Juni 0,66 persen, kata Suryamin, di‎sumbang dari bahan makanan 1,62 persen. Kemudian disusul sandang dari emas perhiasan dengan kontribusi inflasi 0,70 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,58 persen; transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,63 persen dengan kenaikan paling besar pada tarif angkutan udara.

‎Berikut ini 13 bahan pangan, barang, maupun jasa yang menyebabkan inflasi di Juni 2016:

1. Tarif angkutan udara dengan perubahan kenaikan harga 8,72 persen dan andil inflasi 0,08 persen. Terjadi karena permintaan mudik menggunakan pesawat terbang naik menjelang Idul Fitri. Kenaikan tarif terjadi di 38 kotaa IHK, tertinggi di Balikpapan 46 persen dan 38 persen di Tarakan.

2. Daging ayam ras dengan perubahan kenaikan harga 5,36 persen dan andil inflasi 0,07 persen. Terjadi karena adanya kenaikan harga di tingkat distributor. Sebanyak 74 kota mengalami peningkatan harga, tertinggi di Bima 28 persen dan Lhokseumawe 24 persen.

3. Ikan segar dengan perubahan kenaikan harga 2,15 persen dan andil 0,06 persen. Terjadi karena kurangnya pasokan ikan dari nelayan karena cuaca kurang bersahabat untuk melaut di musim kemarau basah.

4. Telur ayam ras dengan perubahan kenaikan harga 5,86 persen dan andil inflasi 0,04 persen karena permintaan naik selama puasa dan jelang Lebaran. Terjadi kenaikan di 79 kota IHK, tertinggi di Palu 20 persen dan Sorong 16 persen.

5. Gula pasir dengan perubahan harga 6 persen dan andil 0,04 persen karena permintaan meningkat. Kenaikan harga terjadi di 81 kota IHK, tertinggi di Balikpapan 17 persen dan Tanjung 15 persen.

6. Kentang dengan perubahan kenaikan harga 17,9 persen dan andil 0,03 persen akibat kurangnya pasokan dari sentra produksi. Kenaikan harga terjadi di 78 kota IHK, tertinggi di Gorontalo 85 persen dan Manado 47 persen.

7. Wortel dengan perubahan harga 27,6 persen dan andil inflasi 0,03 persen. Permintaan naik menyebabkan harga melonjak di 76 kota IHK. Tertinggi di Banda Aceh sampai 134 persen dan Lhokseumawe 131 persen.

8. Beras dengan perubahan harga 0,58 persen dan andil 0,02 persen karena berakhirnya masa panen raya. Terjadi kenaikan harga di 46 kota IHK, tertinggi di Bungo 4 persen, Bekasi, Depok dan Batam masing-masing 3 persen.

9. Bayam dengan perubahan harga 7,55 persen dan andil inflasi 0,02 persen karena pasokan terbatas menyebabkan kenaikan harga di 58 kota IHK, tertinggi di Batam 41 persen dan Bulukumba 38 persen.

10. Apel dengan perubahan harga 5,62 persen dan andil inflasi 0,02 persen karena dipengaruhi harga buah impor. Terjadi kenaikan harga di 69 kota IHK, tertinggi di Denpasar dan Mataram masing-masing 35 persen.

11. Tarif listrik dengan perubahan harga 0,58 persen dan andil 0,02 persen karena kenaikan tarif pra dan paska bayar pelanggan 1.300 VA. Terjadi kenaikan di 80 kota IHK.

12. Emas perhiasan dengan perubahan kenaikan harga 1,52 persen dan andil inflasi 0,02 persen karena mengikuti kenaikan harga emas internasional. Sebanyak 69 kota IHK mengalami kenaikan harga, paling besar di Pangkal Pinang sampai 110 persen.

13. Tarif angkutan antar kota dengan perubahan harga 2,87 persen dan andil 0,02 persen karena kenaikan jelang libur hari raya. Sebanyak 24 kota mengalami kenaikan harga, tertinggi di Bungo 10 persen, kemudian Medan dan Banjarmasin 8 persen.

Sementara penghambat inflasi, yakni bawang merah dengan perubahan penurunan harga 10,19 persen dan andil inflasi 0,07 persen karena pasokan sudah banyak di sentra-sentra produksi. Sebanyak 78 kota IHK mengalami kenaikan harga, tertinggi 30 persen di Pare-pare dan 28 persen di Madiun.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.