Sukses

Pengangguran Jadi Agenda Penting dalam Pertemuan G20 Tiongkok

Permasalahan ketenagakerjaan yang dibahas antara lain mengenai kesempatan kerja dan pasar kerja, kerja layak, serta enhanching employbility.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menjadi salah satu negara yang hadir dalam pertemuan tingkat tinggi Menteri Tenaga Kerja anggota G20 atau G20 Labour Ministerial Meeting (G20-LEMM) yang berlangsung di Peony Hall, FanghuaVilla, Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, Tiongkok. Dalam Pertemuan yang berlangsung pada 12-13 Juli 2016 tersebut, delegasi Indonesia membawa misi penyelesaian masalah pengangguran. 

Delegasi Indonesia diwakili oleh Kementerian Ketenagakerjaan, terdiri dari Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Haiyani Rumondang serta Direktur Pengembangan Pasar Kerja Roostiawati.

"Dalam pertemuan ini delegasi negara anggota G20 membahas solusi atas problematika ketenagakerjaan yang terjadi di negara masing-masing," ujar Haiyani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (12/6/2016).

Permasalahan ketenagakerjaan yang dibahas antara lain mengenai kesempatan kerja dan pasar kerja, kerja layak, serta enhanching employbility. Selain itu, permasalahan yang juga perlu mendapat pembahasan serius adalah pengangguran di kalangan usia muda.

"Pengangguran usia muda perlu mendapat perhatian serius di kalangan pekerja, serikat pekerja dan pengusaha, tidak hanya pemerintah. Peningkatan keterampilan tenaga kerja dan program pelatihan kerja yang inklusif, merupakan salah satu solusi yang bisa diambil," ungkap dia.‎

Bagi Indonesia, G20 merupakan sebuah forum untuk peningkatan dan pengembangan ekonomi diantara negara-negara G20, di mana Indonesia dapat mempromosikan kepentingan nasionalnya dan berkontribusi pada peningkatan tata kelola ekonomi global melalui koordinasi dalam memperkuat bidang ketenagakerjaan terutama dalam upaya pengurangan angka pengangguran. 

Untuk itu, menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menekankan pentingnya forum G20 bagi Indonesia, terutama untuk mempercepat pengurangan pengangguran terutama bagi kaum muda.

"Posisi Indonesia dalam G-20 akan menjadi jalan bagi Indonesia untuk memperluas jaringan diplomasi dan pada saat yang sama melakukan pertukaran informasi serta membentuk jejaring pasar kerja diantara negara-negara G-20," kata Hanif.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.