Sukses

Investor Asing Buru Surat Utang Pemerintah RI

Total kepemilikan investor asing di obligasi pemerintah mencapai Rp 648,79 triliun per 1 Juli 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Investor asing memburu obligasi pemerintah atau surat utang negara (SUN) sepanjang 2016. Imbal hasil SUN menarik dan kondisi makro ekonomi stabil dinilai menjadi faktor pendukung aksi beli investor asing.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu), total kepemilikan investor asing di SUN dan surat berharga syariah negara (SBSN) mencapai Rp 648,79 triliun per 1 Juli 2016.

Rinciannya, kepemilikan investor asing di SUN mencapai Rp 634,77 triliun dan SBSN sebesar Rp 14,02 triliun. Jadi total kepemilikan investor asing mencapai Rp 648,79 triliun per 1 Juli 2016. Secara persentase total kepemilikan investor asing di SUN dan SBSN sekitar 39,40 persen dari total kepemilikan investor asing di obligasi pemerintah.

Nilai kepemilikan investor asing di obligasi pemerintah ini naik sekitar Rp 70 triliun. Total kepemilikan investor asing di SUN dan SBSN mencapai Rp 578,32 triliun pada 29 Januari 2016.

Analis PT Capital Asset Management Desmon Silitonga menuturkan, ada sejumlah faktor baik internal dan eksternal yang membuat investor asing masuk ke obligasi pemerintah. Pertama, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia lebih menarik dari negara lain. Imbal hasil SUN bertenor 10 tahun, Desmon menuturkan mencapai 7,1 persen-7,2 persen.

Kedua, ekonomi Indonesia lebih baik dari negara lain. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2 persen pada 2016. Ekonomi Indonesia relatif stabil juga ditunjukkan dari kondisi inflasi dan suku bunga terkendali. Inflasi Juni 2016 saja mencapai 0,66 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun sekitar 3,49 persen.

Ketiga faktor eksternal. Penundaan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat menguntungkan Indonesia. Namun misalkan suku bunga bank sentral AS naik, Desmon menilai akan timbulkan gejolak karena obligasi pemerintah AS jadi safe haven.

"Dampak brexit pun terbatas meski ke depan bisa kembali bergejolak. Kombinasi faktor tersebut membuat obligasi kita jadi pilihan," ujar Desmon saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Rabu (13/7/2016).

Adanya relaksasi kebijakan moneter di Eropa dan Jepang juga berdampak positif untuk pasar surat utang atau obligasi Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Investor Asing Pilih SUN Tenor Panjang

Investor Asing Pilih SUN Tenor Panjang

Selain itu, Desmon menilai investor asing yang masuk obligasi pemerintah Indonesia cenderung untuk investasi. Hal itu terlihat dari pemilihan obligasi pemerintah bertenor panjang di atas 10 tahun ke atas.

"Tren terus naik tipikal untuk investasi. Jadi tidak masuk dan keluar begitu namun tetap stay. Apalagi ekonomi Indonesia ke depan akan membaik. Sekitar 40 persen-50 persen mereka (investor) masuk tenor jangka panjang. Ini artinya mereka tunggu ekonomi Indonesia membaik," kata Desmon.

Desmon menambahkan, kepercayaan investor asing masuk ke pasar obligasi itu juga didorong dari paket kebijakan ekonomi yang sudah dikeluarkan pemerintah. Dengan ada harapan paket kebijakan ekonomi akan membuat ekonomi Indonesia lebih baik membuat tren investor percaya ke Indonesia.

"Namun memang masih ada minus untuk penegakan hukum dan infrastruktur," ujar dia.

Desmon menuturkan, ada pengesahan pengampunan pajak atau tax amnesty juga akan berdampak positif untuk pemerintah. Lantaran ada tambahan penerimaan negara sekitar Rp 165 triliun.

Selain itu, instrumen obligasi juga menjadi instrumen untuk menampung dana repatriasi atau pembalian modal dari luar negeri dari penerapan tax amnesty. Akan tetapi, dampak tax amnesty itu juga membuat harga obligasi akan naik dan imbal hasil turun. Kondisi inflasi stabil maka membuat suku bunga acuan atau BI Rate dapat kembali turun.

"Harga akan relatif tinggi untuk jangka pendek dan panjang namun imbal hasil turun. Yang perlu diperhatikan yaitu suplai akan terbatas lantaran pemerintah juga mulai terbatas lelang surat utang karena 70 persen sudah tercapai," kata dia.

Sisi lain, Desmon menilai pemerintah juga baik melakukan manajemen surat utang. Hal itu terlihat dari lelang surat utang bertenor panjang 5-7 tahun. Selain itu juga mengkombinasikan SUN dalam denominasi rupiah dan asing. (Ahm/Ndw)

*Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini