Sukses

Otoritas Bursa Singapura Suspensi Transaksi Perdagangan Saham

Suspensi atau penghentian sementara perdagangan saham di bursa Singapura dinilai lantaran ada peningkatan sistem.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Singapura menghentikan semua perdagangan saham pada Kamis pagi ini termasuk menangguhkan saham DBS Group Holdings Ltd dan Singapore Airlines Ltd.

Otoritas bursa menyatakan kalau penghentian sementara perdagangan itu hanya sementara. Perdagangan saham akan kembali dilanjutkan pada pukul 14.00 waktu setempat.

"Hal-hal ini terjadi ketika ada peningkatan sistem dan bergerak dari perdagangan saham menjadi otomatis. Selama sistem berjalan baik sebelum pukul 14.00 maka gangguan akan rendah, " ujar Andrew Clarke Direktur Mirabaud Asia Ltd seperti dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (14/7/2016).

Sebelumnya ada dua kali gangguan yang mempengaruhi sistem bursa Singapura dalam satu tahun terahir. Sebelumnya ada gangguan untuk sistem perdagangan derivatif karena kesalahan teknis.

"Ini bukan pertama kali dialami bursa Singapura. Hong Kong mungkin lebih baik, saya tidak ingat kapan Hong Kong alami suspensi itu karena masalah teknis. Namun orang-orang akan melupakan peristiwa tersebut setelah beberapa waktu," ujar Steven Leung, Direktur Eksekutif UOB Kay Hian (Hong Kong) Ltd.

Pada 2014, otoritas moneter Singapura menegur bursa Singapura lantaran dua gangguan perdagangan yang terjadi. Gangguan terhadap bursa saham Singapura itu juga membuat pukulan bagi Chief Executive Officer Magnus Bocker. Ia pun digantikan oleh Loh Boon Chye pada Juli 2015 yang sebelumnya menjabat sebagai pimpinan Bank of America Corp untuk wilayah Asia Pasifik.

Bursa saham Singapura termasuk salah satu bursa saham terbesar di Asia Tenggara. Berdasarkan data Bloomber, kapitalisasi pasar saham mencapai US$ 494 miliar. Rata-rata volume perdagangan saham sekitar US$ 1,17 miliar dalam satu tahun. (Ahm/Ndw)

 

*Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini