Sukses

Penguatan Dolar AS Dorong Harga Emas Terjun Bebas

Harga emas untuk pengiriman Agustus turun 0,4 persen menjadi US$ 1.327,40 per troy ounce.

Liputan6.com, New York - Harga emas kembali turun pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Pada perdagangan sebelumnya, harga emas juga tertekan. Penurunan harga emas ini terjadi karena nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat terhadap beberapa mata uang utama lainnya.

Mengutip Wall Street Journal, Sabtu (16/7/2016), harga emas untuk pengiriman Agustus turun 0,4 persen menjadi US$ 1.327,40 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Wall Street Journal Index baru-baru ini menunjukkan kenaikan 0,5 persen di 87,31. Wall Street Journal Index merupakan indeks nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia.

Nilai tukar dolar AS yang menguat menjadi penekan harga emas. Dengan penguatan dolar AS, harga logam mulia tersebut menjadi lebih mahal jika investor atau pelaku pasar bertransaksi menggunakan mata uang lainnya.

Perubahan portofolio investasi dari para pelaku pasar membuat harga emas semakin tertekan. Sebagian besar pelaku pasar kembali mengejar aset-aset yang memiliki risiko cukup besar seperti saham. Dengan perubahan tersebut, indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Averange (DJIA) pun beberapa hari terakhir ini terus mencetak rekor tertinggi.

Di awal perdagangan sebenarnya harga emas sempat menguat karena adanya ketakutan dari beberapa investor terhadap serangan di Perancis yang menewaskan setidaknya 84 orang. Permintaan emas naik ketika ada peningkatan risiko ekonomi, sosial dan politik. Namun karena dolar AS menguat maka kenaikan tersebut tertahan.

"Ketidakpastian masih menjadi tema utama yang akan mendorong atau mempengaruhi daya tarik emas ke depannya," jelas analis FXTM research, Lukman Otunuga.

Sedangkan pada perdagangan kemarin, harga emas ditutup dengan turun karena ekuitas global sebagian besar menguat setelah Bank of England (BoE) mengejutkan investor dengan memilih untuk tidak menurunkan suku bunga acuan.

Beberapa analis memperkirakan suku bunga bakal turun karena pengaruh keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa. Namun dengan keputusan BoE untuk menahan suku bunga tersebut membuat saham AS naik dan ekuitas Eropa sebagian besar berakhir lebih tinggi sehingga menumpulkan minat investasi di logam mulia dan membuat harga emas tertekan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.