Sukses

Top 3: Jumlah Orang Miskin di RI Turun, Ini Faktornya

Berikut tiga artikel terpopuler di kanal bisnis seperti dirangkum pada Selasa pagi 19 Juli 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 580 ribu jiwa menjadi 28,01 juta jiwa di Maret 2016 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 28,59 juta jiwa. Penurunan jumlah penduduk miskin disebabkan beberapa faktor.

Kepala BPS Suryamin, mengungkapkan, jumlah penduduk miskin di bulan ketiga ini mencapai 28,01 juta orang. Realisasi ini turun dibandingkan Maret 2015 yang sebanyak 28,59 juta penduduk miskin atau 11,22 persen. Sementara di September 2015, basis orang miskin di Indonesia 28,51 juta orang dengan tingkat kemiskinan 11,13 persen.

Data BPS menunjukkan pencapaian ‎Maret 2014, jumlah penduduk miskin di negara ini tercatat 28,28 juta orang atau 11,25 persen. Kemudian menurun menjadi 27,73 orang miskin dengan tingkat kemiskinan 10,96 persen di September 2014.

Artikel jumlah orang miskin di RI turun telah menyedot perhatian pembaca di kanal bisnis Liputan6.com pada awal pekan ini. Ingin tahu tiga artikel terpopuler lainnya di kanal bisnis? Berikut artikel terpopuler di kanal bisnis yang dirangkum pada Selasa (19/7/2016):

1. Jumlah Orang Miskin di RI Turun, Ini Faktornya

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 580 ribu jiwa menjadi 28,01 juta jiwa di Maret 2016 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 28,59 juta jiwa. Penurunan jumlah penduduk miskin disebabkan beberapa faktor.

Kepala BPS Suryamin, mengungkapkan, jumlah penduduk miskin di bulan ketiga ini mencapai 28,01 juta orang. Realisasi ini turun dibandingkan Maret 2015 yang sebanyak 28,59 juta penduduk miskin atau 11,22 persen. Sementara di September 2015, basis orang miskin di Indonesia 28,51 juta orang dengan tingkat kemiskinan 11,13 persen.

Data BPS menunjukkan pencapaian ‎Maret 2014, jumlah penduduk miskin di negara ini tercatat 28,28 juta orang atau 11,25 persen. Kemudian menurun menjadi 27,73 orang miskin dengan tingkat kemiskinan 10,96 persen di September 2014. Berita selengkapnya baca di sini


2. Harga Jual Rp 60 Ribu per Kg, Begini Wujud Impor Jeroan Sapi

Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) membuka keran impor jeroan sapi dari luar ‎negeri. Jeroan sapi ini mulai membanjiri pasar tradisional, salah satunya di Pasar Senen, Jakarta Pusat yang hanya ditemui jeroan berupa bibir sapi (lips) dengan harga cukup mahal Rp 60 ribu-Rp 65 ribu per Kilogram (Kg).

Dari pantauan Liputan6.com di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin pagi (18/7/2016), di beberapa lapak penjual daging, ada yang menjajakan setumpuk jeroan bibir sapi. Jeroan bibir sapi itu masih berada dalam kardus yang dibungkus dengan plastik. Jeroan ini pun masih dalam keadaan dingin karena baru didatangkan dari pengimpor di kawasan Pulo Gadung.

Pedagang daging di Pasar Senen, Udin (35) mengungkapkan, jeroan bibir sapi ini impor dari Australia. Biasanya jeroan bibir sapi dimanfaatkan sebagai bahan baku hidangan soto dan gulai di rumah makan maupun restoran besar. Berita selengkapnya baca di sini


3. Dulang Untung dari Jual Beli Akun Pokemon Go

Pokémon Go baru diluncurkan kurang lebih selama seminggu, tetapi ketenarannya tidak hanya meningkatkan saham Nintendo, tetapi berbagai industri lainnya. Jasa transportasi online contohnya yang menerima banyak pelanggan yang ingin menangkap Pokémon dan berhenti di berbagai Poké Stop.

Bahkan, beberapa situs online menyediakan jasa kursus online di mana para ahli Pokémon Go, memberikan tips dan trik kepada pemain mula. Mengutip dari Wired, Senin 18 Juli 2016, fenomena unik lainnya muncul dari Pokémon Go, para pemain mulai berjualan akun.

Para pemain dengan akun dengan level tinggi dan Pokémon yang langka berlomba-lomba menjual akun mereka ke pemain yang tidak ingin bersusah payah dalam bermain Pokémon Go. Anda bisa menemukan banyak akun Pokémon Go yang dijual secara online melalui situs Craigslist dan Facebook. Berita selengkapnya baca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.