Sukses

Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tinggi, Jangan Senang Dulu

Presiden Jokowi meminta para Gubernur juga kendalikan inflasi dengan mengutamakan pertumbuhan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada 2016. Agar berkualitas, pertumbuhan ekonomi ini diimbangi dengan perkiraan laju inflasi nasional kisaran 3-5 persen.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) kepada para Gubernur seluruh Indonesia untuk‎ tidak mudah berbangga hati dengan pertumbuhan ekonomi di masing-masing wilayahnya.

"Ada yang lapor ke saya kalau pertumbuhan ekonomi di wilayahnya 9 persen, tinggi, tapi jangan senang dulu, lihat dulu inflasinya berapa. Kalau inflasinya 15 persen, ya percuma, rakyat tekor," kata Jokowi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jaakarta, Kamis (4/8/2016).

Jokowi menambahkan, dalam Rakornas TPID 2016 ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Kali ini banyak diikuti Gubernur baru terpilih dari beberapa wilayah Indonesia dari hasil pemilihan daerah 2015.

Untuk itu, penegasan mengenai pengendalian inflasi dengan tetap mengutamakan peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah masing-masing menjadi kunci sukses peningkatan daya saing Indonesia.

"Kalau inflasinya lebih tinggi itu berarti rakyat tekor, mereka punya uang, tapi kalau mau beli apa-apa mahal, tidak kebeli. Tolong para Gubernur yang baru dan belum paham, ini diperhatikan," papar Jokowi.

Jokowi memaparkan provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi di antaranya Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan mencapai 9 persen. Namun dia mengingatkan untuk meninjau kembali  laju inflasinya.

Dengan target inflasi nasional kisaran 3-5 persen, Jokowi mengakui masih tinggi jika dibandingkan negara-negara lain, seperti Malaysia pada 2015 hanya 2,1 persen, Amerika Serikat 0,12 persen, Eropa 0,04 persen, bahkan Singapura minus 0,54 persen. "Ini berarti harganya turun, ini banyak diskon di sana, great sale," tutur Jokowi. (Yas/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini