Sukses

Jangan Rakus Supaya Tidak Miskin

Yang perlu direnungkan adalah, kenapa kita harus rakus, jika bersikap murah hati memberi kita lebih banyak uang dan kebahagiaan?

Liputan6.com, Jakarta - Rakus adalah sifat yang buruk. Sifat yang tidak disukai. Jika Anda rakus orang menjauh. Anda mulai paham maksud dari tulisan ini? Ya. Hanya saja kita terkadang tidak sadar bahwa kita sudah menjadi orang rakus.

Ada pepatah yang mengatakan: ‘Jika Anda mengejar uang, uang akan meninggalkan Anda. Jika Anda tidak mengejar uang, uang yang akan mengejar Anda.’ Bagaimana hal ini dapat terjadi?

Sikap rakus seringkali dilatari sikap dengki. Namun yang perlu direnungkan adalah, kenapa kita harus rakus, jika bersikap murah hati memberi kita lebih banyak uang dan kebahagiaan? Jika Anda adalah seorang atasan, bersikap rakus menimbulkan ketidaksukaan dari pekerja Anda.

Ketidaksukaan ini dapat berubah menjadi kebencian yang pada akhirnya para pekerja yang diinjak-injak itu berubah menjadi brutal dan membakar semua aset yang Anda miliki. Anda memang dapat melapor ke polisi, tetapi aset Anda yang hangus tidak dapat kembali. Apa daya Anda menjadi miskin karena rakus dan enggan berbagi.

Berikut ini adalah cara-cara bagaimana sifat rakus dapat membuat Anda menjadi miskin, seperti mengutip Cermati.com, Kamis (4/8/2016):

1. Menginginkan Semuanya

Pepatah mengatakan: “Untuk masalah uang, selalu lah melihat ke bawah.” Ini artinya Anda harus melihat ke bawah untuk pencapaian dalam hal kekayaan. Jika Anda merasa rumah tidak cukup luas, lihatlah orang yang belum memiliki rumah. Jika Anda lelah naik sepeda motor. Lihatlah orang yang tidak punya sepeda motor.

Yang berbahaya, jika semua keinginan ini dibiayai oleh utang, pinjaman yang menumpuk akan menyebabkan dia tidak dapat dilunasi, hingga akhirnya tidak ada satupun yang dapat dibayar.

2. Makan Berlebihan

Ketika kerakusan ditujukan pada makanan dan minuman, hasilnya adalah gangguan kesehatan. Pepatah mengatakan: “Makanan adalah sumber penyakit. Sedikit makan adalah obatnya.”

Banyak makan akan menimbulkan penyakit fisik dan penyakit malas. Dan jika sudah sakit biayanya mahal. Walaupun ada jaminan kesehatan, tetapi menjalani sakit membuat Anda tidak dapat bekerja dan itu berarti tidak adanya penghasilan, tidak adanya kegiatan dan aktivitas.

Makan terlalu banyak berakibat kegemukan. Kegemukan menimbulkan penyakit lain seperti jantung. Beragam produk perawatan kesehatan harus dibeli untuk mengimbangi gangguan kesehatan akibat kegemukan.

3. Melanggar Hukum

Sifat rakus dapat membuat orang melakukan hal yang aneh, seperti melanggar hukum. Melanggar hukum ini, bukan berarti merampok bank, atau menipu orang. Tetapi lebih kepada melihat peluang menghasilkan uang dari sumber yang mereka tahu bahwa itu adalah tidak diperbolehkan seperti menjual barang-barang terlarang seperti narkotika atau melakukan korupsi. Lalu, mereka tertangkap, dipenjara dan karirnya runtuh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

4. Menghindari Sifat Murah Hati

4. Menghindari Sifat Murah Hati

Bersifat murah hati kepada orang lain terutama kepada orang tua dan keluarga adalah hal yang membawa banyak rezeki. Sejumlah uang diberikan akan segera tergantikan dari sumber yang tidak diperhitungkan.

Begitu pula pada lingkungan masyarakat, sifat murah hati dan gemar bersedekah membuat rezeki datang berlipat ganda dan sudah banyak membuktikan hal ini sehingga bukan sekedar ucapan.

Ini berbeda dengan orang yang memiliki sifat rakus. Dia ingin uang lebih tetapi hanya untuk diri sendiri. Adalah salah jika dikatakan bahwa orang kaya itu rakus, dan orang miskin tidak rakus. Ini tidak benar, dan seorang guru keuangan Robert Kiyosaki bercerita mengenai hal ini.

Beliau berkata: “Milikilah semangat bermurah hati, kembalikanlah kepada dunia apa yang telah diambil, Anda akan mendapat hasil. Berinvestasi lah pada orang, dan dalam investasi yang memiliki potensi riil, sehingga Anda mendapat keuntungan.

Sebaliknya, menimbun harta, tidak pernah bersedekah, dan menimbun kekayaan bukanlah cara yang baik untuk mengatur uang.

5. Berjudi dalam Segala Hal

Yang dimaksud berjudi ini bukan sebatas bermain kartu di atas meja judi. Berjudi dapat didefinisikan sebagai mengambil tindakan untuk hal-hal yang belum diketahui secara pasti.

Banyak kegiatan investasi berisiko tinggi yang menjanjikan keuntungan besar tanpa jelas asal muasalnya dari mana keuntungan besar itu dihasilkan. Ini juga bisa disebut judi.

Satu kemenangan dapat memicu seseorang untuk mempertaruhkan semuanya di meja judi. Lalu kalah. Lalu bertaruh lagi ketika sudah mendapat uang dengan tujuan untuk menebus kekalahannya.

Kecintaan pada uang dan harta adalah sumber masalahnya

Uang dan harta adalah sarana untuk kita mencapai tujuan. Tetapi uang bukanlah tujuan utama itu sendiri. Banyak orang bijak berkata bahwa Anda tidak dapat membeli kebahagiaan dengan uang. Mencari uang dengan cara yang tidak rakus bukan hanya membuat Anda terhindar dari miskin, tetapi juga mendatangkan lebih banyak lagi uang untuk Anda.(Nrm/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.