Sukses

Wall Street Terdorong Turun Saham Kesehatan dan Harga Minyak

Tujuh dari 10 saham besar pada indeks S & P 500 jatuh, dengan kelompok kesehatan mengalami kehilangan terbesar.

Liputan6.com, New York - Wall Street turun dari rekor tertingginya pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta), terpicu penurunan saham kesehatan seiring kenaikan harga minyak dan laporan pekerjaan yang menguat.

Melansir laman Reuters, indeks S&P 500 dibuka pada rekor tinggi sebelum berbalik negatif dan menutup turun 0,09 persen pada posisi 2.180,89.

Sementara indeks Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,08 persen menjadi 18.529,29 poin. Serta indeks Nasdaq Composite turun 0,15 persen menjadi 5.213,14 poin.

Tujuh dari 10 saham besar pada indeks S & P 500 jatuh, dengan kelompok kesehatan mengalami kehilangan terbesar.

Laju indeks yang terjadi sejak akhir Juni telah mendorong indeks S&P 500 naik hampir 7 persen pada tahun ini, di tengah kekhawatiran investor tentang valuasi.

"Ini adalah jeda alami refleksi oleh pasar. Semua orang duduk mengatakan apa yang kita lakukan?. Ini adalah momentum yang sebagian besar orang takut kehilangan," ujar Brad McMillan, Kepala Investasi Commonwealth Financial Network.

Adapun penarik penurunan adalah kerugian yang ditanggung Bristol-Myers, Merck dan Allergan. Di mana, indeks kesehatan S&P 500 merosot 0,9 persen, sedangkan indeks Nasdaq biotek turun 1,1 persen.

Saham Bristol-Myers jatuh untuk hari kedua berturut-turut, sebesar 4,71 persen setelah mengabarkan tentang kegagalan uji coba obat kanker paru baru-baru ini. Ini menjadi pendorong terkuat penurunan indeks S&P 500.

Saham Merck, pembuat obat saingan Bristol, juga turun 1,57 persen. Usai saham perusahaan melaju hingga 10 persen pada hari Jumat pekan lalu.

Sementara Allergan kehilangan 2,18 persen sahammya, setelah memangkas proyeksi pendapatan setahun dan mengatakan tidak ingin menggunakan dana lebih untuk membiayai penawaran apapun.

Namun kenaikan terjadi pada indeks energi sebesar 1,22 persen, dengan saham Exxon Mobil naik 1,18 persen dan Schlumberger menguat 1,6 persen.

Adapun harga minyak naik lebih dari 2 persen setelah laporan pekan lalu menunjukkan beberapa anggota OPEC telah menyerukan pembekuan dalam produksi.

Ini adalah salah satu sesi paling lambat tahun ini. Sekitar 5,86 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan 6,56 miliar rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.(Nrm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.