Sukses

Perusahaan BUMN Ini Pasok Komponen Kereta ke Amerika Serikat

Barata Indonesia mampu mengekspor bogie ke Amerika Serikat dengan nilai kontrak ekspor mencapai US$ 10 juta atau Rp 130 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Barata Indonesia (Persero), salah satu perusahaan BUMN, mampu mengekspor bogie kereta atau sasis untuk kereta api ke Amerika Serikat (AS). Nilai kontrak ekspor bogie ini mencapai US$ 10 juta setiap tahunnya atau setara dengan Rp 130,95 miliar per tahun (estimasi kurs 13.095 per dolar AS).

Direktur Utama PT Barata Indonesia Silmy Karim mengatakan, sebagai sebuah perusahaan BUMN, Barata Indonesia memang belum terkenal. Padahal sebenarnya prestasi yang ditorehkan oleh perusahaan yang berbasis di Gresik Jawa Timur ini cukup membanggakan.

“Amerika tidak mungkin menerima barang kalau kualitas dari Barata tidak bagus,” ujar Silmy kepada Liputan6.com, Selasa (16/8/2016). 

Ia melanjutkan, bisnis terbesar Barata sebenarnya bukan di bogie melainkan rehabilitasi pabrik, terutama pabrik gula. Namun, pada saat ini bogie memang menjadi salah satu produk yang membanggakan karena bisa ekspor ke beberapa negara. 

Barata saat ini masih berusaha membuat namanya terdengar lagi di masyarakat. Ketidaktahuan masyarakat tentang Barata dan produk-produknya menjadi kesulitan tersendiri bagi Silmy Karim untuk memasarkan produk.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, lulusan Harvard University ini berusaha memperkenalkan kembali Batara ke masyarakat Indonesia. “Saat ini fokus saya ke sinergi BUMN, berusaha memperkuat ikatan antara BUMN,” ujar Silmy.

Barata memang terbilang mati suri dalam perekonomian Indonesia. Berdiri sejak 1901 dengan nama BRAAT Machinefabriek, perusahaan Belanda ini kemudian diambil alih oleh pemerintah Indonesia, dan menjadi PT Barata Indonesia.

Sejak Indonesia merdeka, Barata tidak mengalami perkembangan yang signifikan, hingga pada zaman mantan presiden BJ Habibie, produksi Barata ditingkatkan, terutama dalam bidang turbin dan pembangkit.

Walau namanya terdengar asing, produk Barata sebenarnya sering terlihat oleh para konsumen, salah satunya mesin woles. Silmy Karim mengakui bahwa saat ini fokus produknya adalah mendukung dalam bidang transportasi, logistik, ketahanan pangan, dan pembangkit listrik, terutama PLTU. “1-2 tahun target mengembangkan Barata,” pungkas Silmy. (Aldo Lim)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini