Sukses

Susah Bangun Pagi? Profesi Ini Cocok untuk Anda

Jika Anda sulit hadir di kantor tepat pukul sembilan, mungkin saja ada alasan ilmiah dibalik itu.

Liputan6.com, Jakarta “Jangan bangun kesiangan, nanti rezeki hilang dipatok ayam” kalimat itu pasti pernah Anda dengar. Pepatah ini merupakan anjuran agar orang tidak malas bangun pagi. Tapi tidak semua orang bisa bangun pagi. Jika Anda sulit hadir di kantor tepat pukul sembilan, mungkin saja ada alasan ilmiah di balik itu.

Salah satu alasannya, Anda menderita Delayed Sleep Phase Syndrome (DSPS). Menurut American Sleep Association, penderita sindrom ini merasa lebih baik saat mulai tidur di antara jam satu sampai jam empat pagi. Biasanya, mereka bangun antara jam delapan pagi sampai jam 11 siang.

“Kalau Anda tipe orang yang ‘berfungsi baik’ saat pagi, Anda tidak bisa menjadi tipe malam dan begitu pula sebaliknya,” kata Frederick Brown, profesor psikologi di Penn State.

Karena pola tidur alami mereka bertabrakan dengan jadwal kerja dan sekolah konvensional, orang dengan DSPS mengalami kelelahan, insomnia dan masalah tidur lainnya. Terapi dan pembiasaan jam tidur dapat membantu pasien DSPS. Namun pada beberapa kasus yang serius, pasien disarankan mengambil pekerjaan pada jam malam.

“Penderita DSPS mungkin harus mempertimbangkan mengambil karier dengan jam shift, jadwal fleksibel dan tidak terikat. Sebagai freelancer misalnya,” kata Maya Kochav, seorang penulis yang menderita sindrom tidur.

Karena mengonsumsi kafein hampir tidak ada gunanya bagi orang yang sulit bangun pagi, mulailah pertimbangkan sederetan profesi berikut sebagai karier seperti dikutip dari CekAja.com:

Freelancer

Studi menunjukkan orang malam terbukti lebih kreatif, sehingga mereka cocok sebagai penulis freelance, desainer, programmer software dan bidang kreatif lainnya. Freelancer bebas kerja atau tidur pada jam berapapun karena tidak terikat aturan absen kantor.

Tapi pada beberapa kesempatan, seperti saat harus bertemu klien, mau tidak mau Anda harus beraktivitas di pagi atau siang hari. Karena kalau tidak, Anda kehilangan kesempatan mendapatkan pekerjaan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Chef, bartender, atau pelayan

Chef, bartender, atau pelayan

Restoran, hotel dan bar yang buka hingga larut malam sangat cocok bagi mereka yang sanggup bekerja di saat banyak orang justru tengah tidur. Oleh karenanya profesi chef, bartender atau pelayan cocok untuk orang yang merasa kesulitan bangun pagi. (Baca juga: Pria dengan Profesi Berikut Ini Paling Menarik di Mata Wanita)

Polisi atau pemadam kebakaran

Kondisi darurat bisa terjadi kapan saja. Karenanya, anggota kepolisian dan pemadam kebakaran harus siaga di saat orang lain terlelap. Pemadam kebakaran bahkan sering bekerja dalam shift 24 jam, diikuti 48 jam istirahat. Sedangkan polisi bisa mendapat shift siang atau malam.

Petugas keamanan swasta

Shift larut malam adalah hal biasa bagi petugas keamanan. Gedung kantor, bank, perumahan punya satpam yang menjaga keamanan semalaman. Selain cocok untuk Anda yang kuat begadang, profesi ini juga pas untuk Anda yang tahan bosan.

Bagaimana tidak, selama bekerja Anda tidak banyak melakukan aktivitas fisik atau kegiatan yang berat. Tapi ketika bahaya datang, Anda harus jadi yang pertama siaga.

3 dari 3 halaman

Petugas kesehatan

Petugas kesehatan

Dokter, suster dan petugas paramedis harus bekerja sampai larut malam demi mengantisipasi kondisi darurat. Profesi ini membutuhkan kesiapan mental dalam menangani peristiwa genting, terutama  yang berkaitan dengan keselamatan nyawa pasien.

ATC (Air Traffic Controller)

Orang yang bekerja di bidang transportasi, termasuk ATC sering bekerja sampai tengah malam. Tak hanya itu, pekerjaan ini juga membutuhkan konsentrasi tinggi karena lalu lintas pesawat bergantung pada ATC. Tekanan yang besar membuat rasa kantuk menjadi musuh besar operator ATC. 

(Baca juga: Jika di Indonesia Profesi Ini Dianggap Kurang Menjanjikan, Tapi di Luar Negeri Bergaji Besar)

Sopir taksi

Taksi dibutuhkan setiap waktu. Ini artinya sopir taksi harus bekerja sampai malam. Sopir taksi online seperti Uber dan Grab dapat mengatur waktu secara fleksibel. Berbeda dengan sopir di perusahaan taksi yang harus bekerja berdasarkan jadwal atau target setoran. (Ndw/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini