Sukses

Boediono: Independensi BI Hadir Sejak Presiden Habibie

Boediono, Wakil Presiden Republik Indonesia di Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bercerita mengenai sejarah independensi BI.

Liputan6.com, Jakarta - Boediono, Wakil Presiden Republik Indonesia di Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bercerita mengenai sejarah independensi Bank Indonesia (BI). Meskipun telah berdiri sekitar 60 tahun lalu, independensi BI baru terlihat utuh pada masa kepemimpinan Presiden RI ke-3 BJ Habibie. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Boediono saat peluncuran BI Institute di Gedung Bank Indonesia (BI), pada Senin (22/8/2016). Boediono menjelaskan seharusnya Habibie dijadwalkan hadir dalam peluncuran BI Institute tersebut. Namun beliau berhalangan hadir karena kondisi kesehatan yang kurang baik. 

"Saya harapkan Pak Habibie segera pulih kembali," kata Boediono.

Pria yang pernah menjabat sebagai Gubernur BI pada 2008 lalu mengatakan, Habibie memberikan kontribusi yang luar biasa di BI. Independensi bank sentral muncul sejak Habibie menjadi Presiden RI. "Independensi ada, muncul, saat Pak Habibie menjadi presiden," jelas dia.

Bukan sebuah kebetulan independensi ada di BI. Dia mengatakan, independensi BI terpengaruh oleh pemikiran Habibie karena sempat mengenyam pendidikan di Jerman. "‎Beliau belajar di Jerman, terpengaruh filosofi Jerman yang independensi nyata," ujar dia.

Dalam implementasinya, independensi BI dilakukan dengan merevisi regulasi BI. Boediono mengatakan, untuk revisi tersebut pemerintah meminta masukan tidak hanya ahli dari dalam negeri namun juga luar negeri. "‎Menggodok bersama, kita semua ingin independensi BI. Sangat penting momen historis yang perlu dicatat sejarah BI," tandas dia.

Untuk diketahui, BI ‎meresmikan pendirian BI Institute. BI Institute merupakan lembaga di bawah BI yang fokus kepada pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pembangunan ekonomi nasional diperlukan SDM yang berkualitas.

"Mengingat program transformasi menuntut sumber daya dan pemikiran terbaik. Pada 1 Juli 2015 sudah didirikan suatu lembaga yang berfungsi untuk fasilitasi pembelajaran, studi, dan riset di BI. Kami namakan lembaga tersebut BI Institute‎," kata dia.

Agus melanjutkan, BI Institute didukung oleh 4 pilar. Empat pilar tersebut antara lain ‎pembelajaran, penelitian, kemitraan, dan public exposure. "Dalam menjalankan program BI Institute akan terus berpegang kepada empat pilar tersebut," ujar dia.

(Amd/Gdn)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini