Sukses

Harga Menarik, Sektor Perikanan Jadi Objek Perompakan

Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menambah layanan publik untuk menghadang para pencuri ikan.

Liputan6.com, Jakarta - Sektor perikanan tumbuh pesat sejak Susi Pudjiastuti menjabat Menteri ‎Kelautan dan Perikanan (MKP)‎. Langkah Menteri Susi yang serius dalam menghadang para pencuri ikan membuat harga ikan semakin menarik.

‎Sekretaris Jenderal KKP Sjarief Widjaja mengatakan, dengan harga yang menarik tak heran jika sektor perikanan menjadi incaran, tak terkecuali perompak.

"Komoditas ikan sudah menarik, lihat, sehingga jadi objek perompakan. Kita harus menambah layanan publik," kata dia di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Selasa (23/8/2016).

Untuk diketahui, baru saja sekitar 400 nelayan berasal dari Muara Angke, Tegal, Karawang, dan Cirebon mendatangi KKP karena masalah keamanan. Mereka datang karena hasil tangkapan rajungan mereka dirampok di Perairan Lampung.

‎Perompak menggunakan modus baru, yakni dengan menggunakan topeng serta senjata api. "Dulu tidak merompak karena nilai tangkapan ikan tidak menarik," ujar dia.

‎Perompakan tersebut mulai terjadi dalam tiga bulan belakangan dan sebanyak 86 kali. Setiap perampokan rata-rata nelayan dirugikan Rp 25 juta atau setara dengan tangkapan 1-2 ton rajungan.

Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Zulficar Mochtar ‎mengatakan, akan langsung berkunjung ke Lampung pada Rabu 24 Agustus 2016 untuk melihat kondisi nelayan saat ini. Dia bilang, KKP juga akan berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk mengantisipasi perompakan itu.

"Mereka berharap ke KKP untuk berkoordinasi pihak keamanan, karena nelayan ya KKP. Kita sudah sampaikan, kita sampaikan koordinasi meski bukan tupoksi KKP, kita akan berkoordinasi dengan aparat keamanan. Makanya, insya Allah besok pagi kita akan ke Lampung bertemu Kapolda untuk mengetahui kondisi lapangan. Sejauh mana kondisi mempengaruhi nasib nelayan kita, asalnya perompakan, atau modus yang dilakukan sehingga kita bisa memastikan keamanan," jelas dia. (Amd/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini