Sukses

Jasa Marga: Tol Layang Jakarta-Cikampek Belum Tentu Urai Macet

Rasio kepadatan (V/C ratio) jalur Jakarta-Cikampek sudah lebih dari 1 persen. Artinya kepadatan kendaraan di jalan tol tersebut sudah parah.

Liputan6.com, Jakarta - Proyek jalan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek ditargetkan terbangun pada 2017. Pembangunan proyek tersebut akan menambah kapasitas kendaraan hingga 50 ribu unit per jam sehingga sulit mengurai kemacetan secara signifikan.

Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk Adityawarman mengungkapkan, rencana pembangunan jalan tol layang dari Jakarta (Jatibening)-Cikampek sepanjang 45 Kilometer (km) karena kondisi kemacetan pada rute tersebut.

"Pak Menteri PUPR berharap jangan terlalu lama karena kebutuhannya sudah mendesak sekali," ujar dia saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (24/8/2016).

Menurut Adityawarman, rasio kepadatan (V/C ratio) jalur Jakarta-Cikampek sudah lebih dari 1 persen. Artinya kepadatan kendaraan di jalan tol tersebut sudah dalam kategori parah.

Berdasarkan data, rata-rata volume harian kendaraan di jalan tol Jakarta-Cikampek sudah sangat tinggi, melebihi 150 ribu unit.

Dalam kondisi normal untuk 3 lajur, dilalui 75 ribu unit kendaraan per jam. Namun sekarang ini, kondisinya sudah di atas 100 ribu unit per jam.

"V/C ratio kan sudah di atas 1 persen, artinya 25 persen di atas kemampuan. Kalau kemampuannya 75 ribu, trafik lalu lintas kendaraan sudah mencapai 100 ribu unit di jalan tol Jakarta-Cikampek," dia menjelaskan.

Dia mengakui, jalan tol layang Jakarta-Cikampek belum tentu mengurangi kepadatan di ruas tol tersebut. Selama ini, kemacetan terjadi di gerbang tol Cikarang menuju Jakarta sehingga tol layang dibangun dari arah Jatibening untuk kendaraan kecil. Kalaupun macet terurai, diyakini tidak akan berlangsung lama.

Ia memperkirakan tambahan kapasitas jumlah kendaraan yang masuk sekitar 50 ribu unit per jam bila proyek elevated ini terbangun. Daya tampung tersebut hanya untuk di jalan tol layang.

"Saya tidak janji (mengurangi macet), karena ini kan sama dengan menambah kapasitas, misalnya dua lajur 50 ribu unit per jam itu di lintasan 45 km ya. Kalau ditambah kapasitasnya, teorinya agak berkurang, tapi biasanya tidak akan tahan lama karena yang masuk akan lebih banyak," jelas dia.

Saat konstruksi proyek dimulai, kata dia, jangan sampai menyebabkan kemacetan parah di ruas tol Jakarta-Cikampek. Gangguan pasti ada, namun jika memenangkan tender elevated berjanji akan meminimalisir gangguan tersebut.

"Jadi kalau biasanya ada 3 lajur, karena diambil satu lajur untuk pengerjaan proyek, saya akan bikin lagi satu lajur. Supaya 3 lajur tidak berkurang, itu syaratnya," ucap Adityawarman.(Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini