Sukses

Chevron Produksi Gas Pertama di Lapangan Bangka

Chevron memegang 62 persen saham kepemilikan di proyek Bangka dengan minat joint venture.

Liputan6.com, Jakarta - Chevron Indonesia Company Ltd mengumumkan sumur pengembangan Lapangan Bangka yang dikelolanya telah mencapai produksi gas alam pertama. Lapangan tersebut merupakan tahap pertama dari Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) Chevron di Kalimantan Timur.
 
Direktur Pelaksana Chevron IndoAsia Business Unit Chuck Taylor mengatakan, gas pertama proyek Bangka ini merupakan pencapaian penting dan perwujudan komitmen Chevron untuk terus mendukung pencapaian target energi pemerintah.

"Proyek ini menunjukkan komitmen Chevron untuk membawa kemampuan global dan teknologi terkini bagi Indonesia serta menerapkan praktik terbaik dan keahlian dari proyek-proyek pengembangan laut dalam kami di seluruh dunia," kata Taylor, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu (31/8/2016).
 
Taylor mengungkapkan, proyek Bangka memiliki kapasitas terpasang sebesar 110 juta kaki kubik gas dan 4 ribu barel kondensat per hari.

Chevron memegang 62 persen saham kepemilikan di Proyek Bangka dengan mitra joint venture lainnya yaitu Eni dengan kepemilikan sebesar 20 persen dan Tip Top sebesar 18 persen.

Persetujuan pemerintah untuk keputusan final investasi atau Final Investment Decision (FID) dicapai pada 2014. Chevron memulai kegiatan pengeboran sumur pada semester II 2014.
 
"Selama lebih dari 90 tahun, Chevron telah menjadi mitra utama dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia, menggerakkan pertumbuhan ekonomi, dan mendukung pengembangan masyarakat di Kalimantan Timur dan wilayah operasi kami lainnya," ungkap Taylor.

Sebelumnya, Deputi Pengendalian ‎Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)  Muliawan mengatakan, lapangan migas Bangka mulai beroperasi pada 17 Agustus 2016.

‎Muliawan melanjutkan, alokasi produksi gas dari lapangan migas yang menjadi salah satu proyek laut dalam (Indonesian Deepwater Development/IDD) masih didiskusikan. Namun akan dialokasikan untuk Bontang, Kalimantan Timur. "Masih dibicarakan. masih dibicarakan. Ke Kalimantan ya. ke Bontang kan ada industri juga," ujar Muliawan. (Pew/Ahm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.