Sukses

Pedagang Pasar Enggan Jualan Daging Kerbau, Ini Alasannya

Rata-rata pedagang pasar menolak menjual daging kerbau beku asal India.

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyatakan, rata-rata pedagang pasar menolak menjual daging kerbau beku asal India lantaran tak ada permintaan dari masyarakat. Penolakan ini merespons kedatangan 700 ton daging kerbau India yang dijual Perum Bulog seharga Rp 65 ribu per kilogram (kg).

"Kami menolak karena potensi penjualannya berat dalam kondisi sulit sekarang ini. Kan tahu sendiri daya beli masyarakat turun," ucap Ketua Umum DPP IKAPPI, Abdullah Mansuri saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Minggu (4/9/2016).

Menurutnya, permintaan daging kerbau di wilayah Jawa tidak sebanyak di luar Jawa sehingga pedagang pasar enggan menjual daging kerbau karena alasan tidak mau menanggung rugi. Sementara subsidi dari pemerintah tidak ada sama sekali.

"Pedagang tidak bisa jual daging kerbau walaupun harganya miring. Kalau konsumen tidak mau beli, masa pedagang memaksakan diri jual, kan tidak mau rugi. Memang pemerintah mau ngasih subsidi," tegas Mansuri.

Berdasarkan pengamatan, ia memperkirakan tidak lebih dari 3 persen dari total pedagang pasar di Jakarta yang menjual daging kerbau.

"Jadi dari 1.500-an pedagang pasar di Jakarta, sekitar 3 persen yang jual daging kerbau. Karena menjual daging kerbau di Jabodetabek atau di Jawa agak berat, jadi hampir semuanya menolak," tutur Mansuri.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran memperkirakan daging kerbau beku yang sudah masuk ke pasar akan menekan harga daging sapi segar di pasar yang sekarang ini masih Rp 120 ribu per Kg.

"Kan daging kerbau dijual Rp 65 ribu per Kg, karena harganya miring bisa saja konsumen beralih ke daging kerbau dan akhirnya menurunkan harga daging sapi segar," tuturnya.

Namun ia berharap supaya pemerintah membantu pedagang dengan menyediakan lemari pendingin (cold storage) untuk menyimpan daging kerbau beku asal India, maupun daging sapi beku impor.

"Pemerintah tidak hanya harus impor, lalu melemparkannya ke pasar, tapi juga sebaiknya diikuti dengan penyediaan cold storage supaya daging tahan lama dan terkontaminasi. Satu pasar satu cold storage lah, itu sudah sangat membantu, contohnya saja di Thailand," saran Ngadiran. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini