Sukses

Tidak Ekonomis, PHE Lepas 8 Blok Gasifikasi Batu Bara

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) berencana melepas 8 blok pengembangan gasifikasi batu bara (Coal Bed Menthan‎e/CBM).

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Energi (PHE) berencana melepas delapan blok pengembangan gasifikasi batu bara (Coal Bed Menthan‎e/CBM). Alasannya, pengoperasiannya tidak sesuai dengan keekonomian.

Presiden Direktur PHE Gunung Sardjono Hadi mengatakan, PHE telah melakukan ‎evaluasi pengembangan Blok CBM. Dari evaluasi tersebut, kandungan CBM di Blok yang dikelola PHE saat ini jauh lebih rendah ketimbang Australia.

‎"Dari segi karakter reservoir kita berbeda dibanding Australia dan Tiongkok. Di Australia, satu sumur bisa 0,3-0,5 MMSCFD. Di kita 0,00 sekian, ini kecil sekali," kata Gunung, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (7/9/2016).

Gunung melanjutkan, kondisi tersebut menunjukkan bahwa kandungan CBM tidak memenuhi aspek keekonomian, selain itu dari segi teknis peralatan dan teknologi yang ada masih mahal, sehingga perlu dilakukan terobosan untuk menekan biaya.‎ Selain itu, juga belum ada jaminan menyerap hasil produksi gas batu bara tersebut.

"Dari skala keekonomian, tidak akan ekonomis. Secara operasional masih menggunakan kaidah konvensional, seperti rig. Kami sedang cari teknologi atau terobosan, equipment lebih murah dan standar. Seperti pengeboran, kita tidak pakai yang migas yang rig tinggi, tapi ini belum ada sertifikasinya," tutur Gunung.

PHE memiliki 14 blok CBM. Dari jumlah itu, delapan blok dikelola sendiri, sedangkan sisanya dioperasikan oleh pihak lain. PHE didesak untuk mengembangkan blok tersebut dengan batas waktu yang telah ditentukan. Namun untuk saat ini mengembangkan blok CBM kondisinya sangat sulit, karena itu PHE ingin melepas delapan blok CBM tersebut.

Karena itu, rencananya PHE akan melepas delapan blok CBM, dengan cara mengalihkan ke operator lain atau mengembalikan ke pemerintah. Pasalnya, jika tidak dilepas maka akan membuat PHE terbebani karena harus tetap membayar komitmen.

Rencana tersebut akan dibicarakan dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas).

"Tentu dijual. Kalau menguntungkan kenapa tidak? Kalau tidak laku, ya kita kembalikan ke pemerintah. Karena kami sudah dapat fase eksplorasi, tapi kondisinya enggak kondusif. Kami ingin energi kami difokuskan ke tempat lain. Ngapain ngurusin yang kecil, tapi enggak worth it‎," tutur Gunung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini