Sukses

RI Bakal Impor Daging Sapi dari Meksiko, Brasil dan Spanyol

Pemerintah membuka keran impor daging untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) berniat mengimpor daging sapi dari tiga negara tambahan, selain Australia. Upaya ini dilakukan untuk menurunkan harga daging sapi yang masih betah di kisaran Rp 120 ribu per Kilogram (Kg).

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman mengatakan, pemerintah tengah mempersiapkan kebutuhan daging sapi sebagai antisipasi menghadapi puasa dan lebaran tahun depan.

"Kita siapkan daging untuk Ramadhan tahun depan. Kita siapkan jauh-jauh hari," tutur Amran  usai rapat koordinasi pangan di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (13/9/2016).  

Selain Australia, Amran mengaku, pemerintah membuka kesempatan impor daging sapi dari negara lain. Pemerintah Indonesia membidik negara tiga negara.

"Kita buka (impor) dari negara lain, seperti Meksiko, Spanyol, dan Brasil," ujar Amran tanpa menjelaskan lebih rinci mengenai izin impor daging sapi dari tiga negara ini.

Amran menambahkan, pemerintah membuka keran impor daging tujuannya memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Salah satunya mendorong konsumsi daging masyarakat Indonesia dengan menjual daging seharga Rp 65 ribu per Kg.

"Yang kita kedepankan, bagaimana protein tersedia untuk rakyat. Konsumsi kita baru 2,5 Kilogram (Kg) daging per tahun, sedangkan negara tetangga sudah 25 Kg per tahun. (Impor) dibutuhkan khususnya di Jabodetabek," jelas Amran.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah akan mengimpor daging kerbau hingga 100 ribu ton. Adapun izin impor ini akan diberikan hingga Juni 2017.

"Kita menargetkan impor daging hingga 100 ribu ton. Sebanyak 70 ribu ton hingga akhir Desember 2016, sisanya sebanyak 30 ribu ton untuk persiapan puasa dan Lebaran tahun depan," ujar Darmin.

Hingga akhir 2017, Darmin menuturkan, pemerintah juga berencana mengimpor sebanyak 700 ribu sapi bakalan. Dalam rapat tersebut disetujui feedloter yang mendapatkan jatah impor sapi harus memenuhi rasio antara sapi indukan dan bakalan.

"Kita sekaligus sudah harus menyiapkan peternakan rakyatnya. Di sini kita perlu bicara dengan intensif karena lahan untuk breeder yang memang tidak mudah," tutur Darmin.  (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini